Powered By Blogger

Jumat, 20 September 2019

Cerita Dewasa Tubuhku Di Jamah Oleh Anak Murid Privateku

Cerita Dewasa Tubuhku Di Jamah Oleh Anak Murid Privateku Bag.1

Cerita Dewasa saya menghela nafas sesaat sekalian berpikir menimbang-nimbang keinginan Rendy. Sebetulnya saya tidak demikian rugi jika saya bermalam di dalam rumah bu Diana. Saya dapat mengirit uang kosku sepanjang 1/2 bulan jika saya bermalam di dalam rumah bu Diana. Apalagi saya semakin lebih dapat mengamati Rendy untuk belajar hadapi ujian semesternya yang semakin mendekat, dengan demikian, saya dapat mendapatkan peluang untuk amankan pekerjaanku. Sebetulnya yang butuh kulakukan hanya pastikan jika Rendy tidak “mengerjaiku” lebih kronis dari tempo hari.

“Baiklah, kakak sepakat. Tetapi kamu harus juga janji, kamu harus belajar yang rajin sepanjang kakak tinggal di rumahmu.” Anggukku sekalian memberikannya penawaran.

“Berees, kak! Asal kakak ingin menurutiku sepanjang itu, saya tentu belajar!” jawabnya dengan semangat.

“Iya, iya..” balasku dengan perasaan cukup lega

Kami lalu selekasnya bergerak ke kamar Rendy serta saya mulai mengajarinya. Tetapi ini hari ada yang berlainan dari Rendy. Dia terlihat lebih serius serta semangat dalam memerhatikan penjelasanku. Kurasa ia cukup sudah suka waktu dengar saya akan bermalam di tempat tinggalnya 2 hari . Selang beberapa saat, kudengar suara bu Diana di lantai bawah.

“Nah, Mami telah pulang! Kakak nantikan sesaat ya! Saya ingin bicara dahulu dengan Mami!”

Rendy selekasnya bergerak dari kursinya serta keluar dari kamarnya tanpa ada menghiraukanku. Sayup-sayup kudengar suara pembicaraan Rendy dengan bu Diana, tetapi saya tidak bisa dengar dengan jelas apa yang mereka sebutkan. Sekalian menanti Rendy, saya menyiapkan soal-soal latihan yang akan kuberikan buatnya kelak. Seputar 5 menit selanjutnya, Rendy kembali pada kamarnya bersama dengan bu Diana.

“Halo, Erina. Rendy minta saya untuk mengizinkanmu tinggal di dalam rumah ini sepanjang saya tidak di dalam rumah.”

“Eh? I.. iya, bu Diana! Rendy memberi tahu saya jika dia ingin mendapatkan les penambahan dari saya sepanjang bu Diana tidak di rumah.. Tuturnya.. untuk persiapan ujian semester..” ujarku dengan cukup grogi.

“Wah, kebetulan sekali jika demikian! Soalnya tante Rendy akan turut ke Jerman. Karena itu barusan saya sudah sempat ajak Rendy untuk turut. Tetapi sebab ada ulangannya yang penting, Saya jadi ragu-ragu.”

“Jadi?” tanyaku
Baca Juga :

Cerita Dewasa Saya Diminta Puaskan Tante Tika Serta Andri Anaknya

“Kalau kamu ingin, Saya membolehkan kamu tinggal di sini sepanjang saya tidak di rumah. Tetapi saya minta kamu untuk mengatur Rendy sepanjang itu. Jadi alternatifnya, saya akan beri penambahan bonus untukmu diakhir bulan ini. Bagaimana?” Jawab bu Diana memberi penawaran.

“Baik, bu Diana. Saya sepakat!” anggukku sekalian tersenyum. Saat ini saya mendapatkan penambahan keuntungan dengan terima penawaran Rendy. Dengan bonus yang disiapkan bu Diana serta penghematan uang kosku sepanjang 1/2 bulan, saya dapat meningkatkan uang tabunganku sekaligus juga mengongkosi beberapa keperluanku bulan depan.

“Baguslah! Jika demikian, Erina, tolong kamu sediakan barang-barangmu yang akan kamu bawa serta untuk tinggal di sini. Lusa kelak saya akan menjemputmu sebelum kamu mengajar Rendy.” Tutur bu Diana.

“Iya, bu Diana!” saya menyetujui keinginan bu Diana.

Sesudah mengakhiri tugasku hari itu, saya selekasnya bergegas pulang untuk mulai mengepak barang-barangku. Untunglah saya tidak mempunyai banyak barang tidak hanya baju serta perlengkapan-perlengkapan kecil milikku. Saya memberi tahu pemilik rumah kosku jika saya akan geser sepanjang 1/2 bulan. Syukurlah mereka ingin pahami serta bersedia menyimpankan kamar bagiku jika saya kembali.

2 hari selanjutnya, bu Diana serta Rendy juga hadir menjemputku sebelum saya mengajar Rendy. Saya lalu diantar ke rumah mereka. Saya diperbolehkan untuk tidur di kamar tamu di lantai bawah. Malam harinya, saya diberitahu bu Diana tugas-tugasku di dalam rumah itu sepanjang bu Diana di luar negeri. Saya disuruh untuk kerjakan beberapa pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan serta bersihkan rumah. Saya telah terlatih memasak serta membersihkan sendiri semenjak kecil, karena itu pekerjaan ini tidak sesulit yang kubayangkan. Apalagi untuk kepentingan seharian, bu Diana telah memerintah anak buahnya untuk mengantarkan bahan makanan serta supir studio untuk mengantar-jemput kami. Jika ada hal yang lain yang dibutuhkan, saya perlu menelepon studio untuk minta pertolongan mereka. Keesokannya, bu Diana telah pergi waktu saya pulang dari kuliah. Casino Online

Hingga cuma ada saya serta Rendy sendiri di dalam rumah. Saya selekasnya ke arah kamar mandi untuk bersihkan tubuhku. Selesai mandi, saya betul-betul kaget waktu lihat semua baju milikku lenyap. Cuma ada satu aktor yang bisa lakukan ini! Saya lalu menutupi tubuhku dengan selembar handuk yang untungnya, tidak sudah sempat diambil oleh “pencuri” itu. Saya selekasnya naik ke lantai atas untuk ambil kembali baju milikku.

“Rendy! Reendyy!! Membuka pintunya!” Seruku sekalian mendobrak kamar Rendy. Pintu kamar itu dikit dibuka serta muka Rendy ada dari antara pintu kamar itu.

“Ya, ada apakah kak?!” tanyanya padaku. Tetapi matanya selekasnya melirik tubuhku yang cuma berbalutkan satu handuk serta dia tersenyum cengengesan lihat keadaanku.

“Wah, waah.. Kakak tidak sabaran ya?” tanyanya sekalian ketawa kecil.

“Huuh! Basic usiil!! Mari, kembalikan pakaian kakak!!” gerutuku.

“Lhooo.. memangnya pakaian kakak kuambil? Adakah faktanya?”

“Kalau bukan kamu siapa lagii? Telah, mari cepat kembalikan pakaian kakak!”

“Kak, jika menuduh orang tanpa ada bukti itu tidak baik lho! Hukumannya, saya tidak ingin memberi tahu dimana kusembunyikan pakaian kakak, Hehehe..” Rendy tersenyum mengejekku serta tutup serta menutup pintu kamarnya dihadapanku.

“Aah! Hei, Rendy! Nantikan duluu..” protesku, tetapi Rendy telah keburu tutup pintu kamarnya sekalian mengejekku di balik pintu.

Saya juga sangat terpaksa menggigil kedinginan, suhu di dalam rumah itu dingin sekali sebab dipasangi AC, ditambahkan saya barusan mandi serta saat ini tubuhku cuma tertutupi oleh selembar handuk saja. Sepanjang beberapa waktu saya terus mendobrak pintu kamar Rendy serta berupaya membujuknya, tetapi dia benar-benar tidak menggubrisku.

“HATSYII..!!!” Sebab tidak biasa, saya juga bersin karena pilek sebab suhu dingin itu.

“Kak! Kakak pilek, ya?” mendadak terdengar suara Rendy dari balik pintu.

“I.. iya.. Rendy, tolong kembalikan baju kakak.. di sini dingin sekali.. kakak tidak tahan..”

“Oke deh, tetapi kakak harus ingin menggunakan baju yang kuberikan ya!”

“Iya.. iya.. cepat doong. Kakak kedinginan di sini..” pintaku pada Rendy

Rendy kembali keluar dari kamarnya. Dia lihat sekujur tubuhku yang menggigil kedinginan. Anehnya, raut mukanya terlihat beralih, dia tidak terlihat suka atau senang mengerjaiku. Sekarang dia terlihat cukup resah.

“Haa.. HATSYII!!!” kembali saya bersin didepannya. Kulihat raut mukanya makin kuatir saja lihat keadaanku.

“Ayo Kak, turut denganku!” pinta Rendy padaku yang selekasnya kuturuti saja.

Rendy menuntunku ke ruangan disamping kamarnya. Pintu ruangan itu digembok, tetapi Rendy selekasnya buka pintu itu dengan satu kunci di tangannya. Demikian saya masuk, saya kagum lihat beberapa puluh helai gaun pengantin putih dalam beberapa ukuran serta mode yang bergantung rapi di kamar itu. Beberapa aksesori pengantin wanita teratur rapi bersama dengan gaun-gaun itu. Rupanya kamar itu ialah kamar design bu Diana sekaligus juga tempatnya menaruh hasil rancangannya yang belum dikirim ke studio.

“Kak, saya meminta kakak menggunakan pakaian itu.” tutur Rendy sambil menunjuk mengarah sehelai gaun pengantin putih yang dipasang dalam suatu mannequin.

“Apaa?! Mengapa kakak harus menggunakan pakaian semacam itu? Memangnya kakak ingin menikah, apa?!” jawabku 1/2 tidak yakin, 1/2 kebingungan.

“Ya, telah! Jika kakak tidak ingin, kakak bisa menggunakan handuk hanya itu kok!” balas Rendy.

“Iyaa! Basic!! Kamu mintanya yang aneh-aneh saja!!” ujarku cukup jengkel. Sangat terpaksa kuturuti keinginan Rendy, dibanding pilekku makin kronis.

“Oh iya Kak!”

“Apa lagii?”
Baca Juga : Cerita Dewasa Panas Kutiduri  Murid Les Ku Yang Cantik
“Pakaiannya yang komplet ya, Kak! Soalnya pakaian itu telah 1 set dengan aksesorisnya!” pinta Rendy.

“Jangan lupa untuk merias diri dengan kosmetik Mami ya Kak! Telah kusiapkan lhoo..” paparnya.

Saya menghela nafas serta tutup pintu kamar itu. Memang kulihat gaun itu diperlengkapi dengan mahkota, sarung tangan, serta stocking serta sepatu yang semua berwarna putih susu. Mengagumkan! Sesaat saya takjub dengan kecerdasan bu Diana dalam membuat gaun itu, formasi yang diaturnya betul-betul cocok. Saya lalu mengikuti perintah Rendy untuk menggunakan semua baju itu dengan komplet. Berat bagiku memang, sebab saya tidak pernah menggunakan gaun pengantin awalnya. Sesudahnya, saya juga merias diriku dengan kosmetik punya bu Diana. Kulihat semua kosmetik itu bikinan luar negeri.

Saya sendiri cukup canggung untuk menggunakan kosmetik-kosmetik itu, mengingat harga yang selangit buat mahasiswi sepertiku. Tetapi paling tidak, saya mendapatkan satu peluang untuk coba kosmetik-kosmetik itu, karena itu saya berupaya tidak untuk menyiakan kesempatan kali ini. Sesudah beberapa lama, saya pada akhirnya usai mempengantinkan diriku. Kubuka pintu kamar itu serta seperti yang telah kuduga, Rendy sejak dari barusan telah menungguku di muka pintu.

Dia terlihat sangat terkesima melihatku yang berbusana pengantin itu. Baju pengantinku berbentuk satu gaun pengantin putih yang indah sekali. Atasan gaun mempunyai sepasang puff pundak yang terikat dengan sepasang sarung tangan satin dengan panjang selengan di ke-2 tanganku yang sekarang menutupi jari-jariku yang lentik. Dibagian perut serta dada gaunku bertaburan kristal-kristal imitasi yang samar-samar membuat satu skema hati.

Sisi pinggang gaun itu mempunyai hiasan kembang-kembang sutra yang memutari sisi pinggang gaun itu seperti satu ikat pinggang yang seakan menyambungkan atasan gaunku dengan rok gaun polos yang dihiasi manik-manik membuat hiasan bunga-bunga yang bersebaran di sekitar rok gaunku. Pinggulku dipasangi pita putih besar. Saya memakaikan rok petticoat di pinggangku supaya rok gaunku terlihat mengembang.SLot Rendy sendiri terlihat takjub lihat cantiknya wajahku yang telah kurias sendiri; kelopak mataku kurias dengan eye-shadow berwarna pink serta alsiku yang kurapikan dengan eye-pencil. Sesaat lipstick yang berwarna pink lembut kupilih untuk melapisi bibirku yang terlihat cocok dengan riasan bedak make-upku.
Riasan mahkota bunga putih terlihat cocok dengan rambut hitam-sebahuku yang kubiarkan tergerai bebas. Saya sudah menempatkan stocking sutra berwarna putih yang lembut di kakiku yang diperlengkapi dengan sepasang sepatu hak tinggi berwarna putih yang terlihat cocok seperti gaun pengantinku. Tubuhku kuberi minyak wangi melati punya bu Diana hingga sekujur tubuhku pancarkan aroma melati yang sangat wangi.

“Nah, bagaimana?” ujarku pada Rendy yang masih melongo lihat penampilanku.

“Hei! Kok justru bengong sich?!” seruku, yang selekasnya menyadarkan Rendy dari lamunannya.

“E.. eh.. ccantik sekali Kak!” jawab Rendy tergagap-gagap, saya ketawa kecil lihat tingkahnya yang kebingungan.

“Kak, ini.. buat kakak..” Rendy mengulurkan setangkai mawar merah kepadaku. Mawar merah yang indah itu terlihat fresh berkilauan.

“Waah, terima kasih ya!!” automatis saya mencium bunga itu untuk hirup aromanya. Sesaat aroma yang menusuk masuk hidungku saya juga langsung merasakan pandanganku mendadak kabur serta tubuhku berasa lemas.

Saya juga ambruk tidak sadarkan diri. Sayup-sayup kulihat senyuman Rendy, saya berupaya untuk masih sadarkan diri, tetapi mataku berasa berat sekali serta pada akhirnya saya tutup kelopak mataku. Entahlah apa yang berlangsung pada tubuhku, tetapi waktu saya sadar, saya lihat diriku telah terbaring mengangkang dalam suatu ranjang canopy dalam kondisi berbusana pengantin komplet.

Ke-2 tanganku terikat di belakang punggungku sesaat kakiku terikat erat disamping kanan-kiri tiang ranjang itu hingga tempat tubuhku mengangkang lebar. Saya merasakan sangat geli di wilayah kewanitaanku, seperti ada satu daging lunak hangat yang menyapu-nyapu wilayah kewanitaanku, kadang daging itu menusuk-nusuk seakan akan buka bibir kewanitaanku melalui sela vaginaku. Saya merasakan wilayah di sekitar vaginaku sangat becek karena pergerakan daging itu.

“Aahh.. oohhh..” Saya juga mendesah perlahan nikmati sensasi di kewanitaanku itu. Rasa-rasanya vaginaku seakan diceboki, tetapi pergerakan daging itu yang seakan berputar mendustai vaginaku memunculkan sensasi nikmat disekujur tubuhku. Saya merasakan tubuhku diairi listrik tegangan rendah waktu daging itu membelah bibir kewanitaanku serta sentuh lubang pipisku.

“Eh! Kakak telah bangun rupanya!!” mendadak kudengar suara Rendy di balik gaunku. Saya berupaya mendongak serta kulihat muka Rendy sedang ada pas di muka selangkanganku yang terbuka lebar. Sadarlah saya jika “daging” barusan tidak lain ialah Sportboook lidah Rendy yang sedang menjilati vaginaku. Saya berupaya berontak, tetapi untuk tutup ke-2 pahaku yang sedang terbuka lebar saja sangat susah. Tubuhku berasa sangat lemas tanpa ada tenaga. Waktu saya lihat sekitarku, saya baru sadar jika saya sekarang ada di kamar bu Diana.

“Badan kakak belum juga dapat digerakkan, soalnya dampak obat tidur Mami masih sisa.” Jelas Rendy sekalian berjalan ke sampingku.

Sesaat saya merasakan sangat cemas serta berupaya mengerahkan semua tenagaku untuk kabur, tetapi percuma saja. Tubuhku tidak ingin bergerak sedikitpun. Astaga! Bagaimana saya dapat sebodoh itu mencium aroma bunga yang diberi obat bius?! Niatku untuk jaga jarak dari Rendy sekarang percuma saja. Saat ini justru kesucianku terpajang jelas di hadapannya, saya dalam kondisi terjepit serta tidak dapat kabur .

“Kakak tenang saja, ditanggung enak kok! Hehehe..” tawa Rendy terkekeh-kekeh.

“Jangan, Rendy.. Jangan.. kakak minta!!” pintaku berderai air mata waktu lihat Rendy kembali berjalan ke arah arah selangkanganku.

Tetapi percuma saja, Rendy benar-benar tidak ingin dengar permohonanku. Saya juga makin cemas serta kuatir. Air mataku kembali meleleh membasahi mataku, tetapi apa dayaku? Tubuhku sekarang sangat susah digerakkan sebab ikatan itu ditambah rasa lemas disekujur tubuhku sebab dampak obat bius yang masih ada. Sekarang saya cuma dapat pasrah biarkan Rendy melahap kewanitaanku. Jantungku berdegup makin kencang serta wajahku merah merona waktu Rendy makin dekati selangkanganku. Rendy lalu menggenggam ke-2 pahaku yang mulus. Dia mulai mengendusi paha kananku sesaat paha kiriku dibelai-belai dengan tangannya.

Lanjut Baca Ke Bag.2

BACA JUGA CERITA SEX DEWASA 
Hubungi Contact Kam Di :
Link Alternatif : https://jeruk88.com
Referral Link : Daftar Sini
WhatsApp +6281358840484
Email : indo@88csn.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar