Powered By Blogger

Jumat, 20 September 2019

Cerita Dewasa Tubuhku Di Jamah Oleh Anak Murid Privateku Bag.2



Cerita Dewasa Tubuhku Di Jamah Oleh Anak Murid Privateku Bag.2


Cerita Dewasa-“Essh..” saya mendesis sekejap sesudah bibir Rendy mencium bibir kemaluanku. Hembusan nafas Rendy di pahaku membuat tubuhku dikit mengigil kegelian. Waktu bibir kemaluanku berjumpa dengan bibir Rendy, Rendy mulai menjulurkan lidahnya. Seperti lidah ular yang menari-nari, bibir kemaluanku dijilati olehnya. Kembali bibir kewanitaanku dibelah oleh lidah Rendy, yang kembali menarikan lidahnya menceboki liang vaginaku perlahan. Saya berupaya sekuat mungkin untuk meredam gejolak birahi yang sekarang mulai menempa diriku, namun saja suara desahan-desahanku yang ketahan kadang-kadang terdengar keluar dari bibirku sebab rasa nikmat yang menjuluri tubuhku ditambah lagi belaian lembut Rendy di pahaku makin berasa geli karena stocking sutra yang kupakai.

“Haaa?! Aakh..!!” Langsung saya menjerit kaget waktu rasakan sensasi rasa geli serta nikmat yang mendadak menempa tubuhku. Rupanya Rendy menjilati klitorisku. Kadang-kadang dia menyentil klitorisku dengan lembut hingga sekujur tubuhku seperti dialiri listrik serta bulu kudukku berdiri. Rendy mengerti jika saya mulai dikuasai oleh gejolak birahiku. Dia terus lancarkan serangannya ke klitorisku. Berkali-kali permohonanku yang dibarengi dengan desahan kusampaikan ke Rendy, tetapi dia justru terlihat semakin semangat mengerjaiku. Kesadaranku juga makin lenyap tergantikan dengan rasa nikmat serta keinginan seksual yang makin merasuki tubuhku.

“Bagaimana kak? Enak tidak?” bertanya Rendy padaku.

“Rendyy.. stoop.. auhhh.. jangaan..”

“Ah masaa? Bukanlah kakak mendesah keenakan tuch? Meyakini nih, tidak mau ?” ejeknya sekalian menghindari mukanya dari kemaluanku. Tetapi dengan refleks, saya justru mengusung pinggangku kehadapan muka Rendy, seakan menawarkannya untuk kembali mencicip liang vaginaku.

“Tuh, kan?! Malu-malu ingin, nih cewek!” kembali Rendy menghinaku. Dipeganginya ke-2 bongkahan pantatku dengan telapak tangannya serta dtegadahkannya tangannya, hingga sekarang pinggangku turut terangkat pas di depan muka Rendy.

“Aww.. aww.. aaahh..” kembali saya mendesah waktu Rendy mengecup serta mengisap-isap daging klitorisku. Kadang-kadang saya merasakan sentuhan giginya pada klitorisku serta hisapannya membuatku sekarang cuma berupaya untuk memburu kesenangan seksualku semata-mata.

SLURP.. SLURP.. Kadang-kadang terdengar suara Rendy yang menyeruput cairan cintaku yang banyak keluar dari vaginaku, seakan akan melepas dahaganya dengan cairan cintaku.

“AAHH.. AAHHH.. AAA..” Desahanku makin keras. Saya merasakan ada satu desakan mengagumkan di vaginaku yang sesaat akan meledak dari dalam tubuhku. Otot-otot tubuhku dengan automatis mulai menegang sendirinya.

Baca Juga : Cerita Dewasa Tubuhku Di Jamah Oleh Anak Murid Privateku Bag.1 
“HYAA.. AAAKH!!!” jeritku bertepatan dengan meledaknya desakan dalam tubuhku. Tidak dapat kutahan, pinggangku menggelepar liar, serta Rendy terlontar mundur karena dorongan tubuhku. Saya dapat rasakan vaginaku memuncratkan cairan cintaku dalam jumlahnya yang banyak. Semua simpul sarafku berasa tegang serta kaku waktu sensasi geli serta nikmat yang mengagumkan itu menjalari tubuhku, serta pada akhirnya ada perasaan lega yang nyaman sesudahnya. Saya juga terkapar kecapekan, nafasku tersengal-sengal. Tenaga di tubuhku seakan musnah saat itu juga. Saya sadar, barusan saya alami orgasme yang mengagumkan!

“Wah, waah.. Rupanya galak nih, jika orgasme!” ejek Rendy yang sekarang terduduk di depan selagkanganku.

Dia dekati vaginaku serta kembali dia menyeruput cairan cintaku yang masih tersaji di vaginaku sesudah ledakan orgasmeku baru saja. Saya juga cuma mendesah kecil tanpa ada memberontak. Kepalaku terasanya kosong serta saya biarkan Rendy nikmati cairan cintaku sesuka hatinya. Sesudah senang minum cairan cintaku, Rendy berdiri di hadapanku serta melepas bajunya hingga dia telanjang bundar dihadapanku. Dapat kulihat penisnya yang panjangnya seputar 14 cm telah menegang keras lihat keadaanku yang mengangkang lebar, memperlihatkan kewanitaanku di depannya. Rendy berjalan melalui tubuhku sampai pada akhirnya dia datang dimuka kepalaku. Rendy lalu berlutut di depan wajahku sekalian mengocok penisnya.

“Kak, barusan rasa memek kakak enak sekali loh! Nah saat ini giliran kakak ya, merasakan punyai Rendy?” canda Rendy. Saya yang mengerti jika Rendy akan mengoral penisnya dengan mulutku, mulai menjerit minta pertolongan.

“TOL.. uumph!!” jeritanku berhenti sebab Rendy langsung menyumpalkan penisnya di dalam mulutku. Meskipun ukuran penisnya tidak demikian besar, tetapi batang penisnya cukup sudah penuhi rongga mulutku yang mungil.

“Hhmmphh.. hmph..” suaraku teredam oleh penis Rendy.

Narasi Ngentot Memek | Saya berupaya memuntahkan penis itu, tetapi Rendy memajukan pantatnya hingga penisnya masih masuk di dalam mulutku sampai sentuh kerongkonganku. Rendy menjambak poni rambutku serta mulai menggerakkan kepalaku maju mundur. Rasa sakit di ubun-ubunku sebab poni rambutku dijambak cukup sudah untuk membuatku tidak berontak lebih jauh, saya ikuti pergerakan tangan Rendy yang sedang memaksaku mengulum serta mendustai penisnya dalam mulutku.

“Aahh.. Enaak..” desah Rendy waktu penisnya keluar masuk dari mulutku.

“Hmmp.. mpp.. phh..” saya berupaya ambil nafas untuk sesuaikan pergerakan penis Rendy dalam mulutku. Kocokan mulutku belum juga berhenti, tetapi saya merasakan cukup mual sebab rasa dalam mulutku sekarang. Sesaat leherku pegal sebab diminta turun-naik oleh Rendy.

Sesaat selanjutnya, Rendy berhenti manjambak poniku, saya juga selekasnya merebahkan kepalaku yang pegal-pegal keatas bantal yang lembut untuk melepas capek. Tetapi rupanya penderitaanku belum selesai. Rendy belum ingin melepas kenikmatannya dioral olehku.

Belum penisnya keluar dari mulutku, saat ini dia justru mendesak selangkangannya ke wajahku serta menggoyang-goyangkan pantatnya hingga penisnya kembali masuk dalam rongga mulutku. Saya dapat rasakan buah zakarnya yang bergantung menampar-nampar daguku berkali-kali bertepatan dengan pergerakan pantatnya yang maju mundur di depan wajahku yang sekarang tertekan oleh bantal, saya juga berkali-kali tersedak sebab penis Rendy dalam mulutku bergerak dengan sangat cepat.

“Oke, kak! Saat ini giliran kakak yang main! Mari kulum serta mainin gunakan lidah kakak!” perintah Rendy sekalian hentikan gerakannya. Saya sendiri telah mati kutu, kepalaku terjepit antara selangkangan Rendy serta bantalku, hingga saya tidak dapat bergerak bebas.

Mari, Kak! Atau ingin kugerakkan sendiri dimulut kakak seperti baru saja?” ancamnya padaku. Saya juga tidak punyai alternatif lain tidak hanya mengikuti perintah Rendy, paling tidak saya semakin lebih bebas bernafas jika saya yang bergerak sendiri. Saya juga menggerakkan lidahku membelai-belai batang penisnya yang masuk sampai rongga mulutku. Kadang-kadang lidahku bersentuhan dengan kepala penisnya. Sebetulnya saya cukup jijik sebab tercium berbau cukup pesing dari ujung penis Rendy, tetapi apa dayaku? Lebih baik kuturuti perintah anak ini agar siksaanku cepat usai. Saya juga berupaya tidak untuk demikian memedulikan berbau itu. Penis Rendy kuanggap saja seperti permen yang mengagumkan tidak enak. Saya juga terus mengemut penis Rendy itu.

“Ayo, kak! Terus! Jago nih, nyepongnya! Enak bangeet!”

“Mmphh..” erangku.

“Isapin kak! Seperti ngisap permen!” kembali Rendy memberikan perintah padaku, yang langsung kuturuti.

Kuhisap penisnya dengan perlahan serta lembut dengan keinginan anak ini dapat selekasnya hentikan laganya serta saya dapat terlepas dari siksaan ini. Herannya, sepanjang beberapa waktu kuoral, Rendy masih saja tidak senang. Saya mulai kecapekan mendustai penisnya dalam mulutku, meskipun saya mulai terlatih dengan situasiku saat ini.

Entahlah setan apa yang merasukiku, tetapi waktu saya mengingat jika saya sedang mengoral penis anak kecil yang tidak lain ialah muridku, saya merasakan keinginan seksualku kembali meninggi dalam tubuhku. Saya ingin sekali sampai orgasme satu kali lagi serta saya ingin coba suatu yang lebih hebat bersama dengan Rendy. Pemikiran itu juga membuatku mainkan penis Rendy sebaik-baiknya dalam mulutku supaya Rendy sampai kepuasannya.

“Ookh..” Saya dengar suara erangan panjang keluar dari mulut Rendy serta waktu itu, saya merasakan mulutku disembur oleh cairan kental bau amis. Saya mengerti jika Rendy barusan berejakulasi dalam mulutku, serta sekarang mulutku dipenuhi spermanya. Rendy kembali mengutamakan selangkangannya ke wajahku.

“Telan kak! Jangan pernah bersisa!”

Saya juga mengikuti perintah Rendy, kutelan semua sperma dalam mulutku, sekaligus juga kuhisap-hisap penis Rendy supaya spermanya tidak bersisa. Rendy cuma mengeluh keenakan waktu penisnya kubersihkan dengan mulutku.

“Woow.. enaak.. lebih enak dari onanii” canda Rendy. Tetapi saya tidak perduli, saya terus menghisap-hisap penisnya itu sampai saya meyakini tidak lagi ada sperma yang masih ada. Sesudah usai, Rendy keluarkan penisnya dari dalam mulutku.

“Waah.. Kakak jago sekali lho! Enak sekali kak!”
“Rendy, kamu jahaat..” protesku.

“Lho mengapa? Bukanlah kakak saat ini telah jadi pengantinku?” balasnya.

“You may kiss your briide!!” sorak Rendy mendadak.

Tanpa ada basa-basi, Rendy selekasnya mencium bibirku. Bibirku diemut-emut dengan lembut serta kadang-kadang bibirku dijilati oleh lidahnya. Saya cuma biarkan mendustai bibirku sesuka hatinya. Pelan-pelan lidah Rendy membelah bibirku serta lidahnya menyelinap dalam rongga mulutku. Saya juga memberi respon dengan mengisap lidah Rendy dengan lembut.

Kadang-kadang kujulurkan lidahku, hingga giliran Rendy yang mengisap air ludahku yang menyelimutinya lidahku. Hasrat seksualku saat ini betul-betul kuasai tubuhku, makin kuingat jika Rendy yang sekarang sedang bercinta denganku, makin saya terbenam dalam hasratku. Sepanjang beberapa waktu kami terjebak dalam French kiss itu, sebelum pada akhirnya Rendy hentikan ciumannya di bibirku. Saya juga terlihat sedih waktu Rendy menghindari mukanya.

“Kenapa kak? Enak kan rasa-rasanya? Masih ingin ?” tanyanya.

Pertanyaan Rendy itu saat itu juga memancing hasrat seksualku yang bertambah. Saya merasakan ini ialah satu peluang bagiku, tetapi sebelum saya sudah sempat menjawab, mendadak Rendy ambil sehelai celana dalam putih berenda tadi kupakai serta menjejalkannya ke mulutku sampai celana dalamku penuhi semua rongga mulutku. Belum senang, Rendy melakban mulutku hingga celana dalamku itu tersumpal prima di mulutku.

“Mmfff.” Protesku pada Rendy. Tetapi suaraku terhambat oleh celana dalam yang menutup mulutku.

“Jangan dijawab dahulu, Kak. Kelak ya, Rendy ingin istirahat dahulu!”

“Oh, Kakak bisa istirahat kok! Nah, dibanding jemu, bagaimana jika kakak tonton saja dahulu?” lanjut Rendy. Saya dapat dengar suara tv yang dinyalakan serta suara pemutar DVD yang dibuka oleh Rendy. Sesudah usai, Rendy lalu mendatangiku yang masih terbaring mengangkang di ranjang.

“Jangan berontak ya, Kak! Jika beberapa macam, video kakak kusebarkan!” ancamnya. Rendy lalu melepas ikatan kakiku di ke-2 tiang ranjang itu. Saya disandarkan ke kepala ranjang serta Rendy menumpukan satu bantal di punggungku dan satu bantal kecil di pantatku untuk kududuki supaya saya merasakan nyaman. Tali tadi digunakan untuk mengikat kakiku sekarang dipakai untuk mengikat sikut tanganku yang masih terikat di punggungku pada ke-2 tiang sisi atas ranjang canopy itu supaya saya tidak kabur.

“Oke deh! Rasa-rasanya cukup sudah!! Nah, kakak enjoy saja ya? Nikmati saja filmnya!” Rendy lalu memutar DVD itu.

“Mmff!!” Saya berteriak kaget waktu lihat adegan percintaan seseorang wanita memiliki rambut pirang di monitor tv itu, rupanya Rendy menyetelkan DVD porno untuk kutonton..

“Kakak dalami gayanya dahulu, ya! Agar kelak siap main dengan Rendy! OK?!” Rendy tersenyum serta bergerak pergi, meninggalkanku sendiri terikat di ranjang sekalian berupaya meredam gejolak birahiku yang makin menimpa sebab sajian adegan panas dihadapanku.

Saya juga sangat terpaksa melihat film porno itu seputar 2 jam. Yah, saya memang sudah pernah lihat selintas film porno di handphone rekan-rekan SMUku, tetapi mungkin sebab ini pengalaman pertamaku lihat film porno sepanjang itu, ada keinginanku supaya vaginaku dimasuki oleh penis seperti wanita bule yang berada di film porno itu. Pikiranku naik-turun, saya sadar jika saya akan kehilangan keperawananku jika vaginaku dimasuki penis Rendy, tetapi di lain sisi, saya ingin tahu akan rasa nikmat yang nampaknya menempa wanita di film itu waktu vaginanya dimasuki oleh penis. Saya ingin rasakan kesenangan itu. Apa saya akan merasakan senikmat itu jika vaginaku dimasuki oleh penis? Saya masih dapat mengingat dengan jelas rasa nikmat waktu vaginaku dijilati serta dipermainkan oleh Rendy awalnya. Tentu saja saya akan merasakan lebih nikmat jika vaginaku dipermainkan oleh penis Rendy. Apalagi, paling tidak saya tak perlu cemas akan hamil karena waktu suburku barusan teratasi minggu kemarin. Pada akhirnya rasa ingin tahu serta hasrat seksualku menaklukkan perasaanku. Telah kuputuskan, saya akan layani Rendy sepenuh hatiku. Saya tidak perduli akan statusku jadi gurunya atau ketidaksamaan umur kami, yang sekarang kuinginkan hanya memburu kesenangan seksualku semata-mata. Serta status serta ketidaksamaan umur kami justru jadi sumber gejolak hasrat seksualku. Detik serta menit berlalu, tetapi bagiku yang sekarang dikuasai hasrat seksualku, terasanya menanti sepanjang beberapa hari. Cairan cintaku telah makin banyak keluar dari vaginaku hingga saya dapat rasakan bantal yang kududuki makin basah. Pada akhirnya, pintu kamar itu terbuka serta masuklah Rendy dalam kamar itu.

“Bagaimana kak? Telah senang nontonnya?”

“Sudah tahu kan bagaimana gaya-gayanya?” sambungnya. Saya cuma mengangguk perlahan dengan muka memelas.

“Bagus, bagus!! Kakak memang pandai!” katanya sekalian membelai kepalaku dengan perlahan, seakan memberikan pujian pada anak kecil.

“Hff..” jawabku.
Baca Juga : 

Narasi Seks Ngentot Sama Abang Ipar

“Nah, jika demikian kakak ingin tidak jika saya setubuhi seperti di film?” nampaklah pertanyaan yang sejak dari barusan kutunggu. Tanpa ada fikir panjang, saya langsung mengangguk sekalian lihat muka Rendy. Tetapi Rendy justru pura-pura tidak lihat sekalian mematikan DVD playernya.

“Apaa? Rendy tidak dapat dengar nih!”

“Mmff!!” Saya berupaya untuk minta Rendy melepas sumbatan mulutku supaya saya dapat bicara, tetapi Rendy justru melepas ikatan di ke-2 sikutku hingga saya terlepas dari ranjang canopy itu. tetapi tanganku masih terikat kencang di punggungku. Saya lalu dituntun turun dari ranjang. Rendy tidak mengawasiku dengan ketat. Ia paham jika saya saat ini tidak ingin kabur .

“Waah, sudah gede masih ngompol yah, Kak?” ejek Rendy waktu lihat sisa cairan cintaku di bantal tadi kududuki.

Saya cuma menggeleng perlahan, tetapi kurasa Rendy juga paham jika itu ialah cairan cintaku yang meluber sebab saya terangsang sejak dari barusan. Rendy lalu menarikku kehadapan satu papan catat putih di kamar itu yang ditempeli beberapa perancangan bu Diana. Rendy melepas semua perancangan itu supaya papan catat itu bersih. Rendy menempatkan tubuhku supaya terjepit antara satu meja dihadapanku serta papan catat itu dibelakangku. Saya kaget waktu Rendy dengan sigap tundukkan tubuhku di meja itu hingga posisiku sekarang menungging mengarah papan catat itu. Rendy meningkatkan rok gaun serta petticoatku sisi belakang serta mengaitkannya di pita putih gaunku yang berada di pinggangku, hingga sekarang pantatku terpajang jelas menungging dimuka papan catat itu.

“Nah, bagaimana jika kakak catat saja apa yang kakak ingin? Soalnya kakak tidak dapat ngomong sekarang” katanya dari belakang. Saya juga makin bingung, bagaimana caraku menulis dengan tangan terikat serta tempat badan menungging semacam ini? Saya akan berdiri, tetapi punggungku didesak ke meja itu oleh Rendy.

“Tahan sesaat ya, Kak” tutur Rendy sekalian buka sela pantatku. Rendy lalu tuangkan lotion ke jari telunjuknya serta mengusapkan lotion itu ke lubang pantatku. Sekejap saya rasakan jari Rendy yang melekat dilubang pantatku bergerak perlahan memoleskan lotion itu serta saya dapat rasakan rasa dingin serta licin karena lotion itu di pantatku.

Sesudah lubang pantatku usai diberi lotion, saya merasakan ada suatu di lubang pantatku, saya tahu benda itu bukan jari Rendy sebab benda itu berasa semakin besar serta keras dari jari Rendy.

“HMMFF!!” jeritku waktu mendadak saya rasakan rasa sakit yang mengagumkan di lubang pantatku. Satu benda yang panjang serta keras mendesak masuk lubang pantatku. Saya melihat ke belakang serta lihat Rendy memaksa untuk masukkan benda itu ke anusku. Benda itu diputarnya perlahan-lahan masuk ke pantatku seperti sekrup. Air mataku meleleh waktu rasakan rasa perih yang sangat benar-benar waktu Rendy memperawani anusku dengan benda itu. Lubang pantatku terasanya tersayat-sayat serta rasa perihnya tidak terhitung.

“Wuiih.. lubang pantatnya seret sekali! Walau sebenarnya telah diberi lotion! Tentu masih perawan, nih!” komentar Rendy yang terus memutar benda itu masuk dalam anusku. Saya cuma dapat menggeleng-geleng keras meminta supaya Rendy hentikan laganya itu. Tetapi Rendy terus memaksa benda itu untuk masuk dalam pantatku.

“Oke! Usai deh!” hebat Rendy. Saya melihat kebelakang, saya sangat cemas waktu mengerti satu spidol memiliki ukuran besar sekarang tertanam di dalam pantatku. Spidol itu terlihat mengacungkan tegak mengarah papan catat sebab tempat tubuhku yang menungging.

“Oops, tenang saja, Kak! Spidolnya telah kumasukkan secara baik, kok! Kakak tahan saja spidolnya dengan otot pantat kakak agar tidak jatuh!” tutur Rendy. Beberapa kata Rendy benar-benar tidak menenangkanku ditambah lagi waktu rasakan spidol besar yang sedang tertanam dalam pantatku.

“Nah, mari catat apa yang kakak ingin!”
“MMFF!!” saya menggeleng protes Rendy. Inspirasi anak ini betul-betul edan! Saya meyakini ia tentu pelajari langkah berikut melalui film-film pornonya untuk mempermalukanku.

“Ayoo, jika tidak, kakak kelak kubiarkan semacam ini, lho! Spidolnya tidak kucabut jika kakak tidak ingin menurut!” ancamnya.

“Mmm..” saya memelas dengar intimidasi Rendy. Saya tahu jika sejak dari awal saya tidak mempunyai tempat menawar menantang Rendy dengan keadaan semacam ini.

“Nah! Mari, catat di papan catat kak! Seperti waktu kita belajar! Saat ini, saya ingin kakak mengajariku menulis!” tutur Rendy sekalian bergerak duduk dihadapanku, seakan sedang dengarkan pelajaran di kelas.

Saya berupaya masih tenang serta mulai menggerakkan pantatku di papan catat itu.

“Mmf!” saya menjerit kecil serta mataku membelalak waktu ujung spidol di pantatku sentuh permukaan papan catat.

Pantatku berasa geli serta dikit perih karena desakan spidol itu. Rendy terlihat suka lihat ekspresi wajahku yang dipenuhi rasa cemas, malu serta bingung akan keadaanku saat ini. Perlahan saya berupaya untuk menulis dengan pantatku di papan catat itu. Kaki serta pahaku turut bergerak menaik-turunkan tubuhku yang menungging. Saya tetap mendesah setiap saat satu guratan kutulis di papan catat itu sebab sensasi yang diakibatkan spidol itu dalam pantatku, yang entahlah bagaimana makin menghidupkan hasrat seksualku.

“Hati-hati lho, kak. Jika begitu didesak, spidolnya dapat tergelincir masuk dalam pantat kakak. Kelak tidak dapat keluar lhoo..” sorak Rendy.

Basic badung! Pikirku. Memangnya salah siapa jika kelak spidol ini justru terselip masuk dalam pantatku?! Justru saat ini saya yang perlu berupaya keras mencegah risiko yang dibuat oleh anak ini untuk tubuhku! Saya mulai kehilangan ketenanganku karena teriakan Rendy itu. Ditambah lagi kadang-kadang saya merasakan spidol itu makin masuk dalam pantatku waktu saya menulis. Tetapi saya masih berupaya keras serta hasilnya, 5 huruf yang berantakan tercatat di papan catat itu. Saya menghela nafas lega waktu saya lihat hasil tulisanku itu. Susah untuk dibaca memang, serta saya meyakini tulisan anak SD tentu tambah lebih gampang dibaca dari tulisanku; tetapi saya meyakini sudah menulis huruf P-E-N-I-S di papan catat itu.

BACA JUGA CERITA SEX DEWASA 
Hubungi Contact Kam Di :
Link Alternatif : https://jeruk88.com
Referral Link : Daftar Sini
WhatsApp +6281358840484
Email : indo@88csn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar