Powered By Blogger

Senin, 16 September 2019

Cerita Dewasa Panas Kutiduri Murid Les Ku Yang Cantik

Cerita Dewasa Panas Kutiduri  Murid Les Ku Yang Cantik


Cerita Dewasa Panas Kutiduri  Murid Les Ku Yang Cantik-Satu minggu waktu lalu Fanny mulai teratur ikuti les private Fisika di rumahku, Renne Lobo, saya seseorang duda. Saya memiliki satu rumah mungil dengan dua buah kamar, salah satunya ada satu kamar mandi yang bersih serta harum. Kamar depan ditujukan ruangan kerja serta perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di rack dengan beberapa warna kayu, sama dengan meja kerja yang di atasnya terdapat seperangkat computer. Satu lukisan yang indah bergantung pada dinding, lukisan itu makin terlihat indah di latar belakangi oleh warna dinding yang cocok. Ruangan tidurnya dihiasi ornament yang cocok juga, dengan tempat tidur besar serta pencahayaan lampu yang membuat situasi makin romantis. Ruangan tamu diatur benar-benar artistik hingga berasa nyaman.

Rumahku memang berkesan romantis dengan terdengar perlahan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang kerjakan pekerjaan yang baru kuperintahkan. Ia begitu asik kerjakan pekerjaan itu, tanpa ada menyengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berupaya meraih ke bawah dengan maksud untuk mengambilnya, tetapi nyatanya ia menggenggam tanganku yang sudah terlebih dulu mengambilnya. Fanny terkejut lihat ke arahku yang sedang tersenyum kepadanya. Fanny berupaya tersenyum, waktu tangan kirinya kupegang serta telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, selanjutnya kutaruh penghapus itu ke telapak tangannya.

Baca Juga : Kuprawani Pacarku Sewaktu SMA
Saya jadi orang yang sudah cukup memiliki pengalaman bisa rasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur lewat jari-jari gadis itu, sekalian tersenyum saya mengatakan, “Fan, kamu terlihat lebih cantik jika tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasakan tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sekalian tersenyum suka.
“Udah punyai pacar Fan?”, godaku sekalian memandang Fanny.

“Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, mukanya yang cantik itu bersemu merah.
“Kenapa, kan teman seusiamu telah mulai punyai pacar”, lanjutku.
“Habis mereka maunya hanya hura-hura seperti anak kecil, caper”, komentarnya sekalian meneruskan menulis jawaban pekerjaannya.
“Ohh!”, saya bergumam serta bergerak dari tempat duduknya, ambil minuman kaleng dari dalam kulkas.
“Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?”, lanjutku.
“Apa ya! Coca Cola saja deh Kak”, sahutnya sekalian terus kerja.

Saya mambawa dua kaleng minuman serta mataku terus lihat serta mencari badan Fanny yang membelakangi, nyatanya menarik gadis ini, badannya yang semampai serta bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sekalian tersenyum sendiri.
“Sudah Kak”, suara Fanny mencengangkan lamunanku, kuhampiri serta kusodorkan sekaleng Coca-Cola kegemaran gadis itu. Selanjutnya saya mengecek hasil kerja itu, nyatanya benar semua.
“Ahh, nyatanya tidak hanya cantik kamu pandai Fan “, pujiku serta membuat Fanny terlihat tersipu serta hatinya berbunga-bunga.
Saya yang menyengaja duduk di samping kanannya, meneruskan menjelaskan pemecahan soal-soal lain, Berbau wangi minyak wangi yang kupakai benar-benar lembut serta berasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuat tanpa ada sadar berubah makin dekat padaku.
Pujian barusan membuat tidak bisa berkonsentrasi serta berupaya coba pahami apa yang sedang diterangkan, tetapi tidak berhasil. Saya yang memandangnya tersenyum dalam hati serta menyengaja duduk menyamping, cukup menghadap pada gadis itu hingga instingku menjelaskan hatinya cukup tergetar.

Baca Juga : Aku Ngentot Perawan Sampai Berdarah
“Kamu dapat tahu yang baru kakak terangkan Fan”, kataku sekalian lihat muka Fanny melalui pojok mata.
Fanny tersentak dari lamunannya serta menggeleng, “Belum, lagi dong Kak!”, sahutnya. Selanjutnya saya ambil kertas baru serta ditempatkan di depannya, tangan kananku mulai tuliskan rumus-rumus sekalian menjelaskan, tangan yang lain ditempatkan di sandaran bangku tempatnya duduk serta kadang-kadang saya menyengaja menyeka punggungnya dengan lembut.
Fanny makin tidak dapat berkonsentrasi, waktu rasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya makin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman serta selembut mungkin serta membuat makin terbuai oleh perasaan yang tidak terlukiskan. Ia benar-benar tidak dapat berkonsentrasi . Tanpa ada berasa matanya terpejam nikmati belaian tangan serta berbau minyak wangi yang lembut.
Ia berupaya melirikku, tetapi saya cuek saja, jadi wanita yang tetap ingin dilihat, Fanny mulai coba menarik perhatianku. Ia membulatkan tekad menempatkan tangan di atas pahaku. Jantungnya makin berdegup, ada getaran yang menyebar lembut melalui tanganku.

Usai menjelaskan saya menatapnya dengan lembut, ia tidak dapat meredam tatapan mata yang tajam itu, perasaannya jadi tidak karuan, tubuhnya terasanya menggigil waktu lihat senyumku, tanpa ada sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, pada akhirnya Fanny tutup mata sebab tidak kuat meredam gejolak didadanya. Saya tahu apa yang dirasa gadis itu dengan instingku.
“Kamu sakit?”, tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tetapi tanganku masih meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja sebab tidak paham apa yang perlu dikerjakan. Saya pegang lembut jari tangan kirinya.
Udara hangat menimpa telinganya dari hidungku, “Kamu betul-betul gadis yang cantik, serta sudah tumbuh dewasa Fan”, gumamku lirih. pujian itu membuat dianya semakin bangga, tubuhnya bergetar, serta nafasnya sesak meredam gejolak di dadanya. Serta Fanny nyatanya tidak dapat untuk meredam kemauannya menempatkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”, Fanny mendesah kecil tanpa ada diakui.
Saya sadar gadis ini mulai menyukaiku, serta sukses menghidupkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak menyeka lembut telinga gadis itu, selanjutnya turun ke leher, serta balik lagi naik ke telinga seringkali. Fanny merasakan angan-angannya membumbung, entahlah mengapa ia pasrah saja waktu saya mengusung dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus nikmati belaian-belaian lembut itu.


“Kamu benar-benar sangat cantik serta saya meyakini jalan pikiranmu benar-benar dewasa, Saya takjub!”, kataku membujuk.
Udara hangat berasa menimpa wajahya yang cantik, diikuti bibir hangatku sentuh keningnya, lalu turun perlahan ke telinga, hangat serta lembut, perasaan nikmat semacam ini tentu tidak pernah dirasakannya. Anehnya ia jadi suka, serta merasakan tidak ikhlas untuk secepatnya akhiri semua insiden itu.
“Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menampik. Tetapi ia tidak berupaya untuk menangkis waktu bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan telusuri pipinya yang lembut, putih serta halus, waktu rasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, saya meyakini baru pertama kesempatan ini ia rasakan enaknya dikulum serta di cium bibir lelaki.
Jantung di dadanya berdegup semakin keras, perasaan nikmat yang menyelimutinya hatinya makin membuat membumbung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman serta kuluman-kuluman hangatku.

“Aaahh..”, ia mendesah rasakan remasanku lembut di payudara kiri yang mencolok di dadanya, seolah tidak dapat melarang. Ia diam saja, remasan lembut meningkatkan kesenangan tertentu baginya.
“Dadamu benar-benar indah Fan”, satu pujian yang membuat makin mabuk, bahkan juga tangannya sekarang menggenggam tanganku, untuk tidak melarangnya, tetapi turut mendesak serta ikuti irama remasan di tanganku. Ia betul-betul makin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.
“Aaahh”, Fanny mendesah kembali serta pahanya bergerak serta tubuhnya bergetar mengisyaratkan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar karena rangsangan yang dirasakannya, hal tersebut membuat vaginanya berasa geli, adalah kesenangan tertentu. Ia makin terbuai antara degup-degup jantung serta kemauannya untuk sampai pucuk kesenangan. Diimbanginya kuluman bibir serta remasan lembut di atas buah dadanya.

Waktu tanganku mulai buka kancing pakaian seragamnya, tangannya coba meredamnya.
“Jangan kelak disaksikan orang”, pintanya, tetapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan buka satu-satu, dadanya yang putih mulus mulai kelihatan, buah dadanya tertutup bra warna coklat.
Seolah ia tidak perduli dengan keadaannya, cuma kesenangan yang ingin diraihnya, ia pasrah waktu kugendong serta merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Dalam tempat tidur ini saya merasakan bertambah nyaman, lebih dapat nikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu semakin terbuka.
“Auuuhh”, bibirku mulai berubah perlahan menyeka serta mencium hangat di lehernya yang putih mulus. “Aaaahh”, ia semakin mendesah serta rasakan kegelian lain yang lebih nikmat.
Saya makin suka dengan berbau wangi di tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuat semakin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan mencari dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak sanggup menampik, seolah ada perasaan bangga tubuhnya disaksikan serta kunikmati. Tanganku sekarang mencari perutnya dengan lembut, membuat menggelinjang kegelian. Bibir hangatku berubah mencari dadanya.
“Uhh.!”, tanganku menarik pakaiannya ke atas sampai keluar dari rok abu-abunya, selanjutnya jari-jarinya melepas kancing yang masih ada serta menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuat menggelinjang nikmat, perasaannya membumbung ikuti irama jari-jariku, sesaat serdaduku berasa semakin tegang.
Ia mulai menarik kepalaku ke atas serta mulai mengimbagi ciuman serta kuluman, seperti caraku mengulum serta mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Fanny yang makin terbuai dengan ciuman hangat serta tarian jari-jariku di atas perutnya, sekarang dada serta perutnya kelihatan putih, mulus serta halus cuma tertutup bra coklat muda yang lembut.

Baca Juga : Perkosa Keperawanan Pramugari Cantik
Saya makin tegang sampai harus mengendalikan gejolak birahi dengan mengendalikan pernafasanku, saya terus mendustai badan serta perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, serta tidak tergesa-gesa, ini membuat Fanny semakin ingin tahu serta semakin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah waktu tanganku menyelinap ke belakang, serta buka kancing branya.
Tanganku mulai menyelinap dibagian dada yang mencolok dibawah bra gadis itu, berasa kenyal serta padat di tanganku.
“Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Fanny menggelinjang gelinjang geli serta nikmat, jemari itu menari serta menyeka lembut di atas buah dadanya yang mulai tumbuh lembut serta putih, sambil terus berpagutan. Ia merasakan makin nikmat, geli serta mengorbitkan angan-

Ujung jariku mulai mendustai puting susunya yang masih kecil serta kemerahan itu dengan benar-benar berhati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Fanny mulai tunjukkan pertanda terangsang sampai berupaya turut buka kancing bajuku, cukup sulit, tetapi ia sukses. Tangannya menyelinap kebalik pakaian serta mengelus dadaku, sesaat birahinya semakin mencapai puncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang basah makin membuat nikmat, pikirku. Fanny menurut saat badannya diangkat dikit, dibiarkannya pakaian serta branya kutanggalkan, lalu dibuang ke samping tempat tidur.
Saat ini badan sisi atasnya tidak tertutup apa pun, ia terlihat heran serta risih sesaat, waktu mataku mencari lekuk tubuhnya. Di lain sisi ia merasakan takjub dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, tidak pernah terjamah oleh siapa saja tidak hanya dirinya. Sedang saya heran sesaat lihat panorama di muka mataku, birahiku naik-turun kembali, saya berupaya mengendalikan pernapasan, sebab tidak mau melepas nafsu binatangku sampai menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Saya mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan-lahan, berasa membusung lembut, putih serta kenyal. Diperlakukan semacam itu Fanny menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”. Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, serta kenyal itu berasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri serta mengeras.
“Aaahh..!”, ia mendesah geli serta semakin mendekap kepalaku, vaginanya mungkin sekarang berasa membanjir. Birahinya makin mencapai puncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya semakin panjang. Saya terus mendustai buah dada gadis lugu itu dengan bibir serta lidahku, sekalian buka kancing bajuku sendiri satu-satu, selanjutnya pakaian itu kutanggalkan, kelihatan dadaku yang bagian serta atletis.
Kembali ujung bibirnya kukulum, berasa geli serta nikmat. Waktu Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang serta kubimbing naik ke atas kepalanya. Saya mulai mencium serta mengisap lembut, serta menggigit kecil tangan kanannya, dari mulai pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuat makin bertambah geli serta nikmat. “Geli.. ahh.. ohh!”

Perasaannya membumbung kembali, saat buah dadanya dikulum, dijilati serta disedot lembut. “Uuuhh.!”, ia semakin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya makin mencapai puncak.
“Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, ia mendesah rintih serta menggelinjang, kadang-kadang kakinya menekuk ke atas, sampai roknya terungkap.
Sekalian terus mendustai buah dada gadis itu. saya melirik ke paha mulus, indah kelihatan antara rok yang terungkap. Darahku berhembus, kupindahkan tanganku serta terus menari turun naik di antara lutut serta pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Saya rasakan birahi Fanny makin mencapai puncak. Saya terus mendustai buah dada gadis itu.
“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu mendesah panjang. Saya dengan perlahan serta tentu mulai buka kancing, lalu turunkan retsleting rok abu-abu itu, seolah Fanny tidak perduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya mencapai puncak membuat menyerah, menyerah.
“Jangan Kak.. aahh”, tetapi saya tidak perduli, bahkan juga selanjutnya Fanny justru menolong turunkan roknya sendiri dengan mengusung pantatnya. Saya heran sesaat lihat badan putih mulus serta indah itu. Selanjutnya tubuh gadis itu kubalikkan hingga tempatnya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang serta punggung.
“Uuuhh”, saat mengubah tubuh, Fanny lihat suatu yang mencolok dibalik celana dalamku. Ia terkejut, malu, tetapi ingin tahu. “Aaahh”. Fanny mulai rapatkan kakinya, ada perasaan risih sekejap, selanjutnya hilang kalah oleh nafsu birahi yang sudah menyelimutinya perasaannya. “Ahh..”, ia diam saja waktu saya kembali mencium bibirnya, menuntun tangannya ke bawah antara pangkal paha, ia sekarang menggenggam serta rasakan serdadu yang keras bundar serta panjang dibalik celanaku, sesaat Fanny sesaat mengelus-elus benda yang membuat hatinya ingin tahu, tetapi selanjutnya ia terkejut serta menarik tangannya.
“Aaahh”, Fanny tidak kuberikan peluang untuk berpikir lain, saat mulutku kembali mainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas benjolan dada. Vaginanya berasa semakin membanjir, ini membuat birahinya semakin mencapai puncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sekalian terus mainkan buah dadanya, tanganku menari turun naik di antara lutut serta pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa ada disadarinya, sebab nikmat, tanganku mulai menyelinap dibawah celana dalamnya serta mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, serta pantatnya yang kenyal tercipta dengan indahnya berganti-gantian.


“Teruuuss.. aaahh.. uuuhh”, sebab geli serta nikmat Fanny mulai buka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyelinap serta mengelus vaginanya dari sisi luar celana, birahinya mencapai puncak sampai kepala.
“Ahh.. terus.. ahh.. ohh”, gadis itu terkejut sesaat, selanjutnya kembali mendesah rintih. Lihat Fanny menggelinjang kesenangan, tanganku coba mulai menyelinap dibalik celana lewat pangkal paha serta mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut serta hangat. Fanny semakin menggelinjang serta birahinya semakin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Fanny mendesah rintih kesenangan.
Saya tahu gadis itu hampir sampai pucuk birahi, dengan gampang tanganku mulai berlaga turunkan celana dalam gadis itu perlahan-lahan. Benar saja, Fanny biarkan, tidak perduli bahkan juga mengusung pantat serta kakinya, hingga celana itu lepas tanpa ada rintangan.
Badan gadis itu sekarang tergolek bugil di muka mataku, terlihat makin indah serta merangsang. Pangkal pahanya yang benar-benar bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai berkembang halus. Vaginanya terlihat kemerahan serta basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Saya terus mainkan puting susu yang saat ini berdiri tegak sekalian terus mengelus bibir vagina semakin membanjir. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”.

Vagina yang basah berasa geli serta gatal, nikmat sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”, Fanny tidak tahan serta tangannya menyelinap dibawah celana dalamku serta menggenggam serdadu yang keras bundar serta panjang itu. Fanny tidak merasakan malu , bahkan juga mulai menyeimbangi gerakanku.
Saya tersenyum penuh kemenangan lihat aksi gadis itu, otomatis gadis itu minta untuk melakukan tindakan lebih jauh kembali. Saya melepas celana dalamku, lihat serdaduku yang besar serta keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak takjub.
Saat ini kami tidak menggunakan penutup benar-benar. Fanny takjub sampai mulutnya menganga lihat serdadu yang besar serta keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama-tama ia lihat benda itu. Vaginanya sudah pasti benar-benar geli serta gatal, ia tidak perduli jika masih perawan, selanjutnya telentang serta pelan-pelan buka leber-lebar pahanya.

Sesaat saya heran lihat vagina yang bersih kemerahan serta dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya terlihat masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.
Fanny cuma heran waktu saya ada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sekalian bertopang pada lutut serta siku, bibirku melumat, mencium, serta terkadang menggigit kecil menelusuri semua tubuhnya. Kuluman di puting susu yang dibarengi dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan berhati-hati, semakin membasah serta nikmat tertentu. “Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh”, birahinya mencapai puncak bisa-bisa sampai kepalanya berasa kesemutan, digenggamnya serdaduku. “Ahh” berasa hangat serta kencang.
“Kak.. ahh!”, ia tidak bisa meredam gejolak biraninya, menuntun serdaduku ke lubang vaginanya, ia mulai inginkan serdaduku menyerang ke lubang serta merojok vaginanya yang sangat terasa geli serta gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tetapi saya justru mainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukan ahh”, gadis itu sampai mendesah rintih serta minta-minta dengan penuh kesenangan.


Dengan berhati-hati serta pelan-pelan saya terus mendustai gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tetapi lembut itu telusuri bibir vagina.
“Ooohh Kak masukan aaahh”, di celah rintihan nikmat gadis itu, sesudah kulihat puting susunya mengeras serta gerakannya mulai cukup lemas, serdadu mulai menyerang masuk serta tembus selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya menerkam bahuku. Dengan demikian, Fanny cuma merasakan lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak demikian sakit, waktu selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar serta keras. Burungku yang terpercik darah perawan bersatu lendir vaginanya terus masuk perlahan-lahan sampai setengahnya, ditarik pelan-pelan serta berhati-hati. “Ahh”, ia mendesah kesenangan.
Saya tidak ingin tergesa-gesa, saya tidak mau lubang vagina yang masih cukup seret itu jadi sakit sebab belum terlatih serta belum elastis. Burung itu masuk setengahnya serta.. Sreeets “Ohh..”, kesempatan ini tidak ada rasa sakit, Fanny cuma rasakan geli waktu dirasa burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Fanny menggelinjang serta menyeimbangi pergerakan serta mendekap pinggangnya.
“Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”, serdaduku terus menghunjam makin dalam. Ditarik , “Aaahh”, masuk . “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu lama-lama semakin mengembang, sampai burung itu dapat masuk sampai sampai pangkalnya seringkali. Fanny rasakan nikmat birahinya mencapai puncak di kepala, perasaannya melayang-layang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar serta mengejang, serta tidak tertahankan . “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Ia sudah sampai pucuk orgasme, selanjutnya kelihatan lega yang menyelimutinya dianya.

Lihat Fanny telah sampai orgasme, saya sekarang melepas semua rasa birahi yang ketahan semenjak barusan serta semakin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Fanny, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Fanny mendesah serta rasakan nikmat birahinya mencapai puncak kembali. Badannya kembali bergetar serta mengejang, begitupun denganku.
“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami mendesah rintih panjang ke arah pucuk kesenangan. Serta mereka sampai orgasme hampir bertepatan, berasa serdadu menyemburkan air mani hangat ke vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.
Saya keluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di samping Fanny serta memeluknya agar Fanny merasakan aman, ia terlihat merasakan benar-benar senang dengan pelajaran step awal yang kuberikan.

“Bagaimana jika Fanny hamil Kak”, tuturnya sekalian pojok matanya keluarkan air mata.
Tidak lama kemudian saya dengan sabar menerangkan jika Fanny mustahil hamil, sebab tidak dalam waktu siklus subur, karena pengalamanku menganalisis kekentalan lendir yang keluar dari vagina serta siklus menstruasinya.
Fanny makin merasakan lega, aman, merasakan disayang. Insiden barusan dapat berjalan sebab adalah kemauan serta kerelaannya juga. Diapun dapat tersenyum senang serta menitikkan air mata bahagia, selanjutnya tertidur nyenyak dipelukanku yang sudah membuatnya seseorang wanita.
Bangun tidur, Fanny bersihkan tubuh di kamar mandi. Usai mandi ia kembali pada kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, demikian indah serta menggairahkan hingga saya tidak berkedip memandangnya. Diambilnya baju yang berantakan serta dikenakannya kembali satu-satu. Selanjutnya ia pamit pulang serta mencium pipiku yang masih berbaring dalam tempat tidur.
angannya.


BACA JUGA CERITA SEX DEWASA 
Hubungi Contact Kam Di :
Link Alternatif : https://jeruk88.com
Referral Link : Daftar Sini
WhatsApp +6281358840484
Email : indo@88csn.com












Tidak ada komentar:

Posting Komentar