Powered By Blogger

Senin, 16 September 2019

Cerita Dewasa Saya Diminta Puaskan Tante Tika Serta Andri Anaknya

                     Cerita Dewasa Saya Diminta Puaskan  Tante Tika Serta Andri Anaknya




Cerita Dewasa Saya Diminta Puaskan  Tante Tika Serta Andri Anaknya -
Cerita Dewasa-“Halo, Tommy. asik baca nih. Mama sudah pulang belum?”, Hadir seseorang wanita cantik berumur seputar tiga puluh tahunan.
“Eh, Tante Tika. Mama belum pulang tuch!” jawab Tommy sekalian sembunyikan novel yang dibacanya ke belakang tubuhnya. Tante Tika, adik ayah Tommy, barusan bercerai dengan suaminya.
“Eh, Tommy baca apa sich? Kok pakai di umpet-umpetin semua? Tante bisa lihat tidak?” Sesudah dibujuk-bujuk, Tommu ingin menyerahkan novel itu pada Tante Tika.

“Astaga, Tommy. Masih kecil bacaannya ginian!”, hebat Tante Tika sesudah lihat sampul buku yang bergambarkan seseorang gadis muda dengan baju yang benar-benar minim serta gaya yang mengundang selera. Tante Tika lalu membolak-balik halaman novel itu. Waktu membaca sisi dimana ada adegan yang merangsang dalam buku itu, selintas berlangsung pergantian pada mukanya.
“Tom, dibanding kamu sendirian di sini, lebih baik ke rumah Tante yuk!”, ajak Tante Tika.
“Tapi, Tante, Tonny diminta Mama menjaga rumah”.
“Alaa, tinggal kunci pintu saja sudah”, kata Tante Tika sekalian menutup pintu rumah lalu dia menarik tangan Tommu ke mobilnya.

Mobil Tante Tika telah melaju di jalan raya ke arah tempat tinggalnya. Sebentar-sebentar dia melihat mengarah Tommy yang duduk di sebelahnya.
“Masih kecil telah ganteng begini”, gumam Tante Tika dalam hati. Dia menggerakkan tangannya meremas-remas kemaluan bocah yang masih hijau itu.
“Aduh, Tante. Geli ah”, kata Tommy. Tante Tika tersenyum penuh makna. Dia menarik tangannya saat mobil telah datang di muka tempat tinggalnya yang istimewa bak istana di seberang danau Sunter.


Tante Tika usianya telah sampai tiga puluh dua tahun, tetapi penampilannya masih seperti gadis berumur dua puluh tahunan karena giatnya dia ikuti senam aerobik dalam suatu club kesehatan terkenal di Jakarta. Mukanya yang cantik ditambah lagi tubuhnya yang bahenol dan seksi. Payudaranya yang besar memang sangat menarik, ditambah lagi ia saat ini seseorang janda. Banyak lelaki yang coba merampas hatinya, tetapi semuanya ditolaknya mentah-mentah. Menurut dia mereka cuma inginkan hartanya saja. Tante Tika memang kaya raya, mobil mewahnya ada banyak buah dari mode yang canggih . Tempat tinggalnya keren, di lokasi perumahan elite . Itu semua karena kerja kerasnya jadi direktris satu perusahaan asuransi papan atas.

Oh iya, Tante Tika memiliki seseorang anak gadis bernama Andriana, putri hanya satu, tetapi biasa di panggil Andri saja. Gadis manis ini duduk di kelas dua satu SMP swasta top di wilayah Kelapa Gading. Pada usianya yang baru mencapai empat belas tahun ini, badan Andri sedang mekar-mekarnya. Payudara remajanya telah ranum sekali, memiliki ukuran semakin besar dibanding gadis-gadis sepantarannya, seperti payudara gadis berumur tujuh belas tahun. Mungkin kemontokannya ini warisan dari ibunya. Tetapi Andri memang anak yang cukup kurang pergaulan alias kuper sebab kebebasannya dibatasi dengan ketat oleh ibunya, yang cemas ada beberapa pihak yang manfaatkan kemolekan badan anaknya itu. Benar-benar Andri tidak pernah rasakan apa berarti itu cinta. Walau sebenarnya banyak telah cowok yang naksir ia. Tetapi Andri belum sadar akan cinta.

“Tom, tubuh Tante pegal nih. Tolong pijatin ya”, kata Tante Tika sekalian ajak Tommy ke kamar tidurnya. Tante Tika buka bajunya. Lalu dia membaringkan tubuhnya yang telanjang bundar tengkurap di ranjang. Tommy masih lugu sekali. Dia belum mengetahui apa-apa mengenai keindahan badan wanita.

“Tante kok membuka pakaian? Kepanasan ya?”, bertanya Tommy dengan polosnya. Tante Tika mengangguk. Lalu Tommy memijati badan Tante Tika. Sebelumnya punggungnya. Lalu turun ke bawah. Tante Tika mendesah pada saat tangan mungil Tommy memijati gumpalan pantatnya yang montok.

“Tante, mengapa? Sakit ya?”, bertanya Tommy lugu. Mula Tante Tika memerah. Ia duduk di atas ranjang. Tangannya menarik tangan Tommy ke payudaranya.
“Tante, ini apaan? Kok empuk sangat sich?”, bertanya Tommy saat tangannya menjamah payudara tantenya. Tante Tika mulai bangun nafsu birahinya.
“Ini namanya payudara, Tom”.
“Kok Tante punyai sich? Tommy tidak ada?”.
“Tommy, Tommy. Kamu bukan cewek. Semua cewek jika sudah gede pasti punyai payudara. Payudara ialah simbol keindahan badan wanita”, Tante Tika menerangkan dalam bahasa yang begitu tinggi buat anak seusia Tommy.
“Lalu pentilan ini apa namanya?”, bertanya Tommy sekalian memijit puting susu tantenya. Tante Tika dikit menggelinjang terangsang.
“Ah.., Ini namanya puting susu. Semua wanita memiliki puting susu. Mamamu punyai. Dahulu waktu kamu masih bayi, kamu minum susu dari sini”.
“Masa sich Tante. Umumnya kan susu dari sapi?”
“Mau nyobain nih kalau kamu tidak yakin. Sini deh kamu isap puting susu Tante!”.
Baca Juga : Kuprawani Pacarku Sewaktu SMA
Tommy kecil mendekatkan mulutnya pada payudara Tante Tika lalu diisapnya puting susunya.
“Ih, Tante bohong. Kok tidak keluar apa-apa?”, kata Tommy sekalian terus menyedoti puting susu Tante Tika yang tinggi menegang itu. Tetapi tantenya kelihatannya tidak memedulikan pengucapan keponakannya itu.
“Teruskan.., Tom.., Sedot terus.., Ouuhh..”, kata Tante Tika bernafsu. Sebab menganggap mendapatkan mainan baru, Tommypun menurut. Dengan ganasnya dia menyedot-nyedot puting susunya. Tante Tika menggerinjal-gerinjal. Tidak menyengaja tangannya menyenggol gelas yang berada di meja di dekatnya, hingga didalamnya tumpah membasahi pundak serta celana pendek Tommy.
“Ya, Tante. Baju Tommy basah deh!”, kata Tommy sekalian melepas isapannya pada puting susu Tante Tika.
“Ya, Tommy. Kamu membuka pakaian dahulu deh. Kelak Tante ambilkan pakaian ubah. Siapa tahu ada yang cocok buat kamu”, kata Tante Tika sekalian bergerak ke luar kamar tidur. Sudah sempat dilihatnya badan telanjang Tommy. Dikenalkannya bajunya . Tante Tika pergi ke kamar anaknya, Andri, yang barusan pulang dari sekolah.

“Dri”.
“Apa, Ma?”, bertanya Andri yang masih menggunakan pakaian seragam. Blus putih serta rok berwarna biru.
“Kamu punyai pakaian yang telah tidak kamu gunakan tidak?”.
“Ngg.., Ada Ma. Nantikan sebentar”, Andri keluarkan daster yang telah kekecilan buat tubuhnya dari dalam almari bajunya.
“Buat apa sich, Ma?”, kata Andri sambil menyerahkan dasternya pada ibunya.
“Itu, buat si Tommy. Barusan bajunya basah ketumpahan air minum”.
“Tommy hadir kesini, Ma? Saat ini ia dimana?”.
“Sudah! Kamu belajar dahulu. Kelak Tommy akan Mama suruh kesini!”.
“Ya.., Mama!” Gerutu Andri jengkel. Ibunya tidak mengindahkannya. Andri suka pada Tommy sebab dia seringkali sama-sama menukar permainan computer dengannya. Tetapi Andri keras kepala. Sesudah jarak ibunya cukup jauh, diam-diam dia mengikuti dari belakang tanpa ada diketahui. Sampai di muka kamar ibunya, Andri melihat ke lewat pintu yang dikit terbuka. Dilihatnya ibunya sedang bicara dengan Tommy.

“Tommy, coba kamu pakai pakaian ini dahulu. Pakaiannya Andri, sekalian nunggu baju kamu kering”, kata Tante Tika sekalian memberi daster punya Andri pada Tommy.
“Ya, Tante. Tommy tidak mau pakai pakaian ini. Ini kan pakaian wanita! Kelak Tommy jadi punyai payudara seperti wanita. Tommy tidak mau!”.
“Nggak ingin ya telah!”, kata Tante Tika sekalian tersenyum penuh makna. Kebetulan, batinnya. Selanjutnya dia melepaskan bajunya kembali.
“Kalo yang ini apa namanya, Tom?”, bertanya Tante Tika sekalian menunjuk batang kemaluan Tommy yang masih kecil.
“Kata Papah, ini namanya burung”, jawab Tommy polos.
“Tommy tahu tidak, burung Tommy itu fungsinya buat apa?”.
“Buat pipis, Tante”.
“Bener, tetapi bukan buat itu saja. Kamu dapat memakainya untuk lainnya . Tetapi itu kelak kalau kamu telah gede”.

Andri bingung lihat ibunya telanjang bundar di muka Tommy. Makin bingung lihat mulut ibunya mengulum batang kemaluannya. Rasa-rasanya dahulu ibunya sudah pernah lakukan hal sama pada kemaluan ayahnya. Semuanya dilihatnya saat kebetulan dia melihat dari lubang kunci pintu kamar ibunya. Mengapa ya burung si Tommy itu, fikir Andri.
“Enak kan, Tom, ini?”, bertanya Tante Tika sambil menjilati ujung batang kemaluan Tommy.
“Enak, Tante, tetapi geli!”, jawab Tommy meringis kegelian.
“Kamu ingin yang lebih nikmat tidak?”.
“Mau! Ingin, Tante!”.
“Kalau ingin, ini di pantat Tante ada gua. Coba kamu masukan burung kamu ke dalamnya. Terus sodok keras-keras. Tentu nikmat deh”, kata Tante Tika menunjuk selangkangannya.

“Cobain dong, Tante”, Tante Tika menyodokkan pantatnya ke depan Tommy. Tommy dengan takut-takut masukkan “burung”nya ke liang vagina Tante Tika. Selanjutnya disodoknya dengan keras. Tante Tika menjerit kecil saat dinding “gua”nya bergesekkan dengan “burung” Tommy. Andri yang masih melihat makin bertambah bingung. Dia tidak pahami apa yang dikerjakan ibunya sampai menjerit demikian. Tetapi Andri selekasnya lari kembali pada kamarnya saat dia lihat ibunya bangun serta berjalan mengarah pintu, dibarengi oleh Tommy yang cuma menggunakan celana dalam ibunya. Sampai di kamarnya, Andri berbaring di ranjang membaca buku fisikanya. Tommy tampil di pintu kamar.
Baca Juga : Tante Ku Yang Bahenol Bag.1
“Mbak Andri. Kata Tante barusan Mbak ingin mencari Tommy ya?”.
“Iya, kamu bawa serta game baru tidak?”, bertanya Andri. Tommy menggeleng.
“Eh, Tom. Ngomong-ngomong barusan kamu ngapain sama mamaku?”.
“Nah ya, Mbak barusan ngintip ya? Intinya barusan nikmat deh, Mbak!”, kata Tommy berkobar-kobar sekalian mengacung jempolnya.
“Enak bagaimana?”, Andri menanyakan ingin tahu.
“Mbak ingin merasakan?”.
“Mau, Tom”.
“Kalo demikian, Mbak membuka pakaian seperti Tante tadi”, kata Tommy.
“Buka pakaian?”, bertanya Andri, “Malu dong!”.

Pada akhirnya dengan malu-malu, gadis manis itu ingin buka blus, rok, BH, serta celana dalamnya sampai telanjang bundar. Tommy tidak terangsang lihat badan mulus yang melintang di depannya. Payudara ranum yang putih serta masih kencang dengan puting susu kemerahan, paha yang putih serta mulut, pantat yang montok. Masih kecil sich Tommy!

“Bener kata Tante. Mbak Andri punyai payudara. Tetapi punyanya Tante lebih gede dari punyai Mbak. Pentilnya Mbak tidak tinggi seperti Tante”, Tommy menyamai payudara serta puting susu Andri dengan punya ibunya.
“Pentil Mbak keluar susu, tidak?”.
“Nggak tahu tuch, Tom. Tidak sudah pernah merasakan sich!”, kata Andri lugu.
“Pentilnya Tante tidak dapat ngeluarin apa-apa, payah!”.
“Masak sich dapat keluar susu dari pentilku?”, kata Andri tidak yakin sekalian memandangi puting susunya yang telah meninggi walau belum setinggi punya ibunya.
“Mbak tidak yakin? Ingin dibuktiin?”.
“Boleh!”, kata Andri sekalian menyodorkan payudaranya yang ranum.

Mulut Tommy langsung menyambarnya. Diisap-isapnya puting susu Andri, membuat gadis itu menggerinjal-gerinjal kegelian.
“Ya, kok tidak ada susunya sich, Mbak?”.
“Coba kamu isap lebih keras !”, kata Andri. Tommy selekasnya menyedoti puting susu Andri. Tetapi kembali lagi dia sedih sebab puting susu itu tidak keluarkan air susu. Tetapi Tommy belum senang. Diisapnya puting susu Andri makin keras, membuat gadis manis itu membelalak meredam geli.
“Nggak keluar ya, Tom”, bertanya Andri ingin tahu.
“Kali seperti sapi. Harus diperas dahulu baru dapat keluar susunya”, kata Tommy.
“Mungkin juga. Mari deh coba!”, kata Andri sambil meremas-remas payudaranya sendiri seperti orang sedang memerah susu sapi. Selain itu Tommy terus mengisapi puting susunya. Pada akhirnya mereka berdua putus harapan.

“Kok tidak dapat keluar sich. Coba lainnya saja yuk!”, kata Tommy buka celana dalamnya.
“Apaan tuch yang nonjol-nonjol, Tom?”, bertanya Andri ingin tahu.
“Kata Papah, itu namanya burung. Hanya lelaki yang punyai. Tetapi kata Tante namanya kemaluan. Tahu yang bener yang mana!”.
“Aku tidak punyai kok, Tom?”, kata Andri sekalian memerhatikan wilayah dibawah pusarnya. Tidak ada benjolan apa-apa”.
“Mbak kan wanita, jadi tidak punyai. Kata Tante, anak wanita punyai.., apa tuch namanya.., va.., vagina. Tuturnya di pantat tempatnya.
“Di pantat? Yang mana? Yang ini? Ini kan tempat ‘eek, Tom?!”, kata Andri sekalian menunjuk duburnya.
“Bukan, lubang di sebelahnya”, kata Tommy meyakini.
“Yang ini?”, bertanya Andri sambil buka bibir liang vaginanya.
“Kali!”.
“Jadi ini namanya vagina. Namanya seperti nama mamanya Hanny ya?”, kata Andri. Dia menyamai kata vagina dengan Tante Gina, ibuku.
“Tadi mamaku ngisep-ngisep burung kamu. Emangnya mengapa sich?”, lanjut Andri.
“Tommy tidak tahu, Mbak”.
“Enak kali ya?”.
“Kali, tetapi Tommy sich keenakan tadi”.

Baca Juga : Tante Ku Yang Bahenol Bag.2
Tanpa ada rasa risih, Andri masukkan batang kemaluan Tommy ke mulutnya, lalu diisap-isapnya.
“Ah, tidak enak kok Tom. Berbau!”, kata Andri sekalian meludah.
“Tapi kok kudengar mamaku menjerit-jerit. Ada apaan?”, bertanya Andri setelah itu.
“Gara-gara Tommy masukin burung Tommy ke guanya. Tidak tahu tuch, kok tiba-tiba Tante menjerit”.
“Gua yang mana?”, Andri ingin tahu.
“Yang barusan tuch, Mbak. Yang namanya vagina”.
“Apa tidak sakit tuch, Tom?”.
“Sakit sich dikit. Tetapi nikmat kok. Mbak!”.
“Bener nih?”.
“Bener, Mbak Andri. Tommy berani sumpah deh!”.
“Coba deh”, Andri pada akhirnya yakin juga.

Tommy masukkan batang kemaluannya ke liang vagina Andri yang masih sempit. Andri menyeringai.
“Sakit sedikit, Tom”.
Tommy menyodok-nyodokkan “burung”nya berkali-kali dengan keras ke “gua” Andri. Andri mulai menjerit-jerit kesakitan. Tetapi Tommy tidak perduli sebab menganggap nikmat. Andri lebih menjerit dengan keras. Dengar lengkingan Andri, Tante Tika lari tergopoh-gopoh ke kamar putrinya itu.
“Dri, Andri. Mengapa kami?”, bertanya Tante Tika. Dia kaget lihat Andri yang meronta-ronta kesakitan disetubuhi oleh Tommy kecil.
“Ya ampun, Tommy! Berhenti! Edan kamu!” teriaknya naik darah. Ditambah lagi sesudah dia lihat darah yang mengalir dari selangkangan Andri lewat pahanya yang mulus.

Astaga! Andri sudah ternoda oleh anak kecil berumur sepuluh tahun, sepupunya ?! Putrinya yang baru berusia empat belas tahun itu tidak perawan ?!
“Nanti saja, Tante! Enak!”.
“Anak jahanam!”, teriak Tante Tika geram. Dia menempeleng Tommy, hingga bocah itu hampir mental. Selain itu, Andri langsung ambruk tidak sadarkan diri.
Semenjak insiden itu jalinan keluarga Tommy dengan Tante Tika jadi tegang.


BACA JUGA CERITA SEX DEWASA 
Hubungi Contact Kam Di :
Link Alternatif :  https://jeruk88.com
Referral Link : Daftar Sini
WhatsApp +6281358840484
Email : indo@88csn.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar