Narasi Seks Ngentot Sama Abang Ipar

        Narasi Seks Ngentot Sama Abang Ipar 

                                             
Narasi Seks Ngentot Sama Abang Ipar - Sehari saya berkunjung ke rumah Mba ku yang bernama Rani, saya punyai kemauan untuk menginap dalam tempat tinggalnya, jadi berita Mba Rani ini baru saja menikah, ya kaprah kaprah 6 bulan waktu itu, tetapi ia belum di karuniai buah hati. Malam itu saya tidur di samping kanan, Mbak Rani ditengahnya dan Mas Ton di samping kiri.


 Malam itu saya berbincang-bincang dengan kakakku sampai larut malam, kulihat Mas Ton telah tertidur terlebih dulu. Sampai hasilnya kami kehabisan cerita dan tertidur. Sekitar jam 04:00 pagi, Mbak Rani terbangun dari tidurnya untuk mengatur permasalahan dapur. Saya tahu ini yakni adat istiadat saat remaja. Ia tetap bangun paling permulaa Hakekatnya saya terjaga pada saat dia turun dari daerah tidur, tapi saya berkepanjangan di daerah tidur sebab malas.Casino  Online



 Dalam keremangan lampu 5 watt, kulirik Mas Ton kakak iparku yang masih kelihatan tidur pulas di sebelahku tanpa terhalang oleh tubuh Mbak Rani, walaupun jarak kami cukup jauh.Dalam tidurnya yang tengadah dengan gunakan piyama warna abu-abu, tanpa sengaja kulihat ke arah selangkangannya.Judi Online Kulihat satu yang ada tinggi dari balik celananya. Hatiku berdebar-debar dan kurasakan perasaan hangat yang dalam di semua tubuhku, kutahankan nafsuku.

 Saya tidak berani bergerak dan saya berkepanjangan pura-pura tidur walaupun kupincingkan mataku untuk rasakan panorama yang syuur itu.Tiba-tiba Mas Ton merubah badan menghadap ke arahku, kupejamkan mataku. Saya pura-pura masih tertidur nyenyak. Tiba-tiba kurasakan tubuh Mas Ton digeserkan mendekatiku, entahlah disengaja ataukah tidak, tapi gerakannya benar-benar waspada, mungkin takut saya terbangun. Saya berkepanjangan pura-pura masih tidur dalam tempat tengadah, jantungku berdegup keras, saya tidak paham apa yang perlu kuperbuat. Kuatur nafasku, ingin rasanya saya melompat turun dan keluar kamar. Tapi hembusan hangat yang percepat rotasi darahku membuatku membatalkan niatku. Tangan Mas Ton seperti tanpa sengaja merekat ke tanganku, saya berkepanjangan tidak bergerak.

Tidak berapakah lama, kurasakan tangannya menindih tanganku, dan itu cukup lama sampai saya bingun harus berperilaku apa. Pada saat dipandangnya saya membisu saja, kurasakan ia mulai mengelus lengan dengan lembut dan kurasakan kehangatan yang benar-benar menyenangkan. Tangannya terus mengelus ke atas leherku, saya membendung kegelian.

Melihatku membisu saja, Mas Ton makin berani dan tangannya mulai turun untuk menyentuh-raba buah dadaku di luar daster. Tak lama kemudian, tali daster dan tali BH-ku diwariskan dan tangannya menerobos masuk ke buah dadaku. Saya menggelinjang pada saat jarinya meremas buah dadaku dengan lembut, dan mengelus-elus puting susuku. Nafasku membidik, saya makin terstimulus, Mas Ton tanpa sadar sudah merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kaki kirinya sudah menindih ke-2 lututku yang membisu tidak bisa berontak, sebab hasratku membuatku keder. Kurasakan batang alat kelaminnya yang sudah mengeras di balik piyamanya merekat ketat di pinggul kiriku.



 Dan saya masih pura-pura tidur. Narasi Seks Baca :menikmati-tubuh-bohai-teman Dilepaskan tangannya dari BH-ku, tangan kirinya merayap di pahaku, lalu menyelusup di bawah daster dan mengelus paha atas komponen dalam dan hasilnya stop di pangkal paha. Dielusnya dengan lembut bibir kemaluanku yang masih rapat terbalut dengan celana dalam, kurasakan kehangat dan perasaan enak mengalir pada dinding kemaluanku.

Elusan di atas celana di muka organ intim wanita, kadang diselipkan jari tanganya dari samping celanaku membikin dinding vaginaku berdetak lembut dan nikmat. Saya nikmati bila kepunyaanku telah berair. Hadir waktunya Mas Ton masukan tangan kirinya ke celanaku lewat pusar, pada saat itu saya sadar dan saya takut jika Mbak Rani tiba-tiba masuk, karenanya kupegang tangannya dan kutahan supaya Mas Ton tidak meneruskan maksudnya.

Tapi tangannya tidak berkeinginan keluar dari celanaku dan saya berkepanjangan membendungnya. Kubuka mataku, kutatap mukanya. Mas Ton tersenyum, tapi saya tidak bisa membalas senyumnya. Saya ingin geram kepadanya atas kelancangannya, tapi saya tidak bisa, sebab dalam gejolak stimulasi yang membuaiku sebetulnya saya telah kehilangan rasioku. Saya menikmatinya dan penolakanku lebih berupa kekhawatiranku akan munculnya Mbak Rani dari pintu kamar yang tidak terkunci. Dalam keadaan demikian kuarahkan pandanganku ke pintu kamar.

Mas Ton tangkap apa yang kumaksud. Ditariknya tangannya dari celanaku, dan ia waktu itu turun juga dari daerah tidur dan waktu itu menguncipintu kamar. Saya tidak paham apa yang perlu kuperbuat, selayaknya saya bangun dari daerah tidur dan waktu itu keluar kamar, sampai bisa lepas dari tindakan Mas Ton yang lancang itu,tapi tidak. Komponen dalam vaginaku masih berdetak dengan lembut, aliran darahku dan birahiku belum turun juga dari kepala. Sensasi ini belum pernah berjalan awalannya, dengan pacarku saja saya masih cuma bergandengan tangan saja.

 Entahlah apa yang kubayangkan pada saat itu. Kubalikkan tubuhku menghadap tembok membelakangi Mas Ton yang kembali dari arah pintu. Direbahkannya tubuhnya rapat di belakangku sekaligus menarik pundakku ke arahnya, sampai saya kembali dalam tempat tengadah dan ia coba menciumku, tapi saya menghindar dari kecupannya. Kugelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, sampai hasilnya Mas Ton dapat tangkap mulutku dengan mulutnya.

 Pada saat itu saya tidak bisa membendung kuasa nafsu daya seksualitas dari dalam tubuhku yang masih perawan ini. Itu pertama kalinya saya dikecup oleh satu orang lelaki, saya masih bodoh pada saat ia menyedot dan menjilat bibirku. Saya tidak memberikan respon yang selayaknya wanita berikan pada saat dicumbu satu orang lelaki, saya masih terkejut, nafasku tidak teratur, tapi nafsuku bangkit kembali.


Tanpa sadar kupeluk pundaknya erat-erat pada saat tangannya meremas-remas buah dadaku. Kurasakan payudaraku mulai mengeras, ditambahkan pada saat puting susuku dipelintir ke kanan dan ke kiri berulang-kali dengan lembut. Sensasinya betul-betul di luar dugaanku. Pada saat bibirnya mulai menebar ke leherku, tangannya geser dari dada ke arah selangkangan, kubiarkan Mas Ton membuka ujung bawah daster dan menelusup ke bawah celana dalam.

Diusap-usapnya rambut kemaluanku untuk beberapa lama, serta jari tangannya mulai terasa menggesek dinding organ intim wanita serta ke atas ke arah klitoris. Aaahhh.., ada rasa ngilu yang benar-benar enak. Beberapa lama jarinya mengelus dan menggeletarkan klitorisku, tanpa sadar kuikuti iramanya dengan menggoyang pinggulku. Kesenangan telah menebar ke semua kelamin, ke pinggul dan ke komponen pantatku. Aduh enak sekali.

 Baca : cerita-sex-selingkuh-dengan-rekan

 Saya mendesah dan mendesah perlahan penuh kesenangan. Pada saat Mas Ton menarik tangannya dari dalam celana, saya rasakan susah, rupanya tidak, dia rupanya melepas celananya ke bawah sampai batang kejantanannya yang sudah berdiri dengan kuat menyodok keluar. Kepala yang menjadi membesar sudah mengkilat. Dinasehatinya dengan lembut tangan kiriku ke arah batang kejantanannya dan saya tidak bisa menolaknya

 Kugenggam dan kuremas-remas dengan lembut batang panjangnya. Tersebut pertama kalinya saya memerhatikan sekaligus juga meraba alat kelamin satu orang lelaki. Dadaku bergetar penuh daya seksualitas, seterusnya pada saat jarinya kembali mainkan klitorisku, sedang jari lainnya makin masuk ke liang senggamaku, karenanya kukocok batang kejantanannya makin cepat. Kudengar napasnya membidik diimbangi desis yang pendek dari mulutnya. Dinding dalam liang kewanitaanku berdetak makin dalam. Kujepit jarinya dengan bibir bawahku, saya tidak bendung , kesenangan telah menebar sampai ujung rambut. Tiba-tiba, saya rasakan ada getaran kuat yang ada dari arah rahimku.

 Saya membendung napas, saya menggelinjang dan kujepit jarinya dengan kuat. Saya sudah menempuh puncak, liang kewanitaanku berkedut-kedut dengan kuat. Aahhh.., dan pada pada saat yang hampir bertepatan, Mas Ton memprioritaskan pinggulnya ke pahaku, dan batang genitalia yang ada pada genggamanku terasa berkedut-kedut dengan kuat, dan kurasakan air maninya memancar dan membasahi pahaku. “Aaahhh..,” cuma desisan yang bisa kukeluarkan dari mulutku. Beberapa menit saya terkapar dengan lemas berdampingan dengan tubuh hangatnya Mas Ton. Dengan malas saya bangun, kubuka pintu kamar dan waktu itu saya ke kamar mandi. Saya takut berjumpa Mbak Rani yang masih ribet di dapur menyiapkan sarapan pagi kami.Judi Online Pada saat di kamar mandi, saya sempat pikirkan sensasi kesenangan yang berjalan beberapa waktu waktu kemarin. Ada perasaan bahagia menyatu dengan perasaan takut turun-naik di diriku pada saat kubersihkan kemaluanku di kamar mandi.



 Mas Ton masih tengadah di daerah tidur sekaligus tersenyum melihat wajahku pada saat saya keluar dari kamar mandi dan lalu mengarah ke dapur menolong Mbak Rani yang tidak mengenal adanya sensasi menarik di kamar itu. Hari itu kuputuskan saya harus kembali ke kotaku, saya tidak berkeinginan hal itu berjalan . Bukan saya tidak menyukainya, tapi saya tidak mau rumah tangga kakakku jadi semrawut karena kehadiranku yang hidupkan daya seksualitas suaminya. Mbak Rani terkejut pada saat saya pamitan untuk pulang. Saya memberikan bukti bila ada pekerjaan kuliah yang lupa kuselesaikan. Walaupun sebetulnya apa yang kulalui pada saat itu tidak menyebabkan kehancuran keperawanan yang kumiliki, tapi itu adalah pengalaman pertamaku dalam rasakan sensasi seks yang sebetulnya.

                                            BACA JUGA CERITA SEX DEWASA