Powered By Blogger

Kamis, 26 September 2019

Cerita Dewasa Ngentot Tante Yang Jarang Di Belai

Cerita Dewasa Ngentot Tante Yang Jarang Di Belai

Cerita Dewasa-jalinan perselingkuhan di antara seseorang pria dengan seseorang wanita paruh baya yang mengidamkan sex sebab jarang-jarang disetubuhi oleh suaminya. Baca cerita selengkapnya di bawah ini. Tante Yeni seseorang keturunan chinese serta jawa. Orangnya mungil dengan tinggi 155 cm serta berat 50 kg. Cukup seksi untuk seseorang berumur 35 dengan tiga orang anak. Payudaranya memiliki ukuran 36A. Rambutnya lurus serta berkacamata minus. Tante Yeni cukup cantik sebab jadi entrepreneur ia benar-benar memerhatikan tampilan serta kesehatan tubuhnya. Orangnya cermat, tegas, cukup acuh serta tipikal wanita yang mandiri

Sesudah saya mengakhiri program mini marketnya, saya mengantarkannya ke tempat tinggalnya yang cuma memiliki jarak sepuluh menit dari rumahku. Tante Yeni tidak ada serta di tempat tinggalnya cuma ada si bungsu Cynthia serta pembantunya, Mbak Ning. Cynthia yang masih kelas 4 SD sedang main-main boneka. Saya benar-benar suka pada anak kecil. Lihat Cynthia, saya jadi ingin main-main dengannya. Beralasan menanti Tante Yeni pulang, saya selanjutnya menyempatkan waktuku untuk terlibat percakapan dengan Mbak Ning serta bermain boneka dengan Cynthia.
Tidak lama saya mulai akrab dengan Mbak Ning serta Cynthia. Mbak Ning ini, agar juga pembantu rumah tangga, tapi sikap serta langkah berpikirnya tidak seperti gadis desa. Ia cukup pintar serta bagiku, cuma kemiskinanlah yang membuat harus ikhlas jadi pembantu. Semestinya ia dapat jadi lebih dari itu dengan kecerdasannya.
Sesudah hampir satu jam saya disana, Tante Yeni pulang. Kulihat ia cukup bingung melihatku main-main dengan Cynthia serta mengobrol enjoy dengan Mbak Ning.
“Kamu dapat akrab dengan Cynthia.. Walau sebenarnya si Cynthia ini sedikit susah berhubungan lho dengan orang baru..” sapa Tante Yeni ramah. Harum tubuhnya membuat kelihatan makin cantik.
“Iya nih.. Mungkin Cynthia senang dengan Om Boy yang lucu.. Ya kan Cynthia?” candaku sekalian menyeka kepala Cynthia. Gadis kecil itu tersenyum manis.
“Kau bawa serta programnya ya? Ada panduan pemakaiannya kan?”
“Ada dong. Tetapi untuk percepat, semestinya saya menjelaskan langsung pada karyawanmu, Cie.” Saya menyengaja menyebut Tante Yeni dengan panggilan “Cie” sebab ia masih kelihatan jadi wanita Chinese. Apalagi, panggilan “Cie” akan membuat merasakan lebih muda.
Semenjak hari itu, saya makin akrab dengan keluarga Tante Yeni. Ditambah lagi selanjutnya Tante Yeni memintaku untuk memberi pelatihan private computer pada Edy serta Johan, dua anaknya yang semasing kelas duduk di kelas 1 SMP serta kelas 6 SD. Sedang untuk Cynthia, saya memberi private piano classic. Sebab tempat tinggalnya dekat, saya ingin saja. juga Tante Yeni sepakat membayarku tinggi.
Saya serta Tante Yeni seringkali ber-SMS ria, khususnya jika ada tebakan serta SMS lucu. Diawali dari ketidaksengajaan, satu kali saya dengan maksud kirim SMS ke Ria yang didalamnya, “Hai say.. Lg ngapain? I miz u. Ingin deh sayang-sayangan ama u .. Saya ingin kita bercinta ..”
Sebab saat itu saya barusan ber-SMS dengan Tante Yeni, refleks tanganku mengirim SMS itu ke Tante Yeni! Saya benar-benar belum sadar sudah salah kirim sampai selanjutnya report di HP-ku hadir: Delivered to Ms. Yeni! Astaga! Saya langsung pikirkan fakta bila Tante Yeni bertanya SMS itu. Benar! Selang beberapa saat Tante Yeni membalas SMS salah target itu.
Wah.. Ini SMS ke siapa ya kok romantis ini..” Wah, untung saya serta Tante Yeni telah akrab. Jadi meskipun nakalku diketahui, tidak jadi masalah.
“Maaf, Cie. Saya salah kirim. Cocok horny nih. :P Maaf ya Cie..” balasku. Saya menyengaja terang-terangan mengenai ‘horny’ku sebab ingin tahu reaksi Tante Yeni.
“Wah.. Kamu nyatanya telah berani begituan ya! SMS itu buat pacarmu ya?”
“Bukan Cie. Itu TTH-ku. Rekan Tetapi Hot.. Hahaha.. Tidak ada ikatan kok, Cie..”
Beberapa waktu selanjutnya, Tante Yeni tidak membalas SMS-ku. Mungkin sedang repot. Oh, tidak, nyatanya Tante Yeni meneleponku.
“Lagi dimana Boy?” Bertanya Tante Yeni. Suaranya lebih akrab dibanding umumnya.
“Di kamar sendirian, Cie. Maaf ya barusan SMS-ku salah kirim. Jadi diketahui deh saya ingin..” jawabku. Kudengar Tante Yeni ketawa terlepas. Baru kesempatan ini saya mendengarnya ketawa sebebas ini.
“Aku barusan terkejut sekali. Kupikir si Boy ini anaknya alim, serta tidak pahami begitu-begituan. Nyatanya.. Hot sekali!”
“Hm.. Tetapi memang saya alim lho, Cie..” kataku bercanda.
“Wee.. Alim tetapi ngajak bercinta.. Siapa tuch cewek?”
“Ya rekan lama, Cie. Mitra sex-ku yang pertama.” Saya bicara terang-terangan. Bagiku telah kepalang tanggung. Saya rasa Tante Yeni dapat pahami saya.
“Wah.. Kok ia ingin ya tanpa ada ikatan denganmu?” tanyanya bingung. Saya yang dahulu seringkali bingung. Tapi memang sebenarnya, seks tanpa ada ikatan bukan hal baru di zaman ini.
“Kami berteman baik, Cie. Seks cuma sejumlah kecil dari jalinan kami.” Jawabku apa yang ada.
Saya tidak dibuat-buat. Dalam beberapa waktu kami bersahabat, saya baru 1x bercinta dengan Ria. Tambah lebih banyak kami sama-sama menceritakan, memberikan nasehat serta memberi dukungan.
“Wah.. Baru mengetahui saya ada yang semacam itu di dunia ini. Jika kalian memang pas, mengapa tidak pacaran saja?”
“Kami belum ingin terikat. Kadang pacaran justru membuat beberapa batasan tersendiri. Ada ketentuan, ada tuntutan, ada resiko yang perlu dijamin. Serta kami belum inginkan itu.”
“Lalu, apa partnermu hanya si Ria serta mitra Ria hanya kamu?” periksa Tante Yeni.
“Kalau mengenai Ria saya tidak paham. Tetapi tidak jadi masalah bagiku ia bercinta dengan pria lain. Saya juga demikian. Tetapi tentunya kami saling bertanggungjawab untuk waspada. Kami benar-benar selektif dalam bercinta. Takut penyakit, Cie.”
“Oh.. Safe Seks ya? “
“Yup! Oh iya dari barusan saya seperti object interviu. Tante sendiri bagaimana dengan Om? Kapan paling akhir terkait seks?” tanyaku mengambil langkah lebih jauh. Kudengar Tante Yeni menarik nafas panjang. Wah.. Ada apa-apa nih, pikirku.
“Udah kurang lebih 2 bulan waktu lalu, Boy.” Jawabnya.
Lama sekali. Tentu ada yang tidak lumrah. Saya jadi ingin tahu lebih banyak.
“Ko Fery Impotent ya Cie?”
“Oh tidak.. Entahlah mengapa, ia kelihatannya tidak bergairah padaku. Walau sebenarnya ia dahulu benar-benar suka pada seks. Minimum 1 minggu 1x kami terkait.”
“Lho, Cie Yeni memiliki hak meminta dong. Itu kan nafkah batin. Tiap orang membutuhkannya. Pernah terang-terangan, Cie?” tanyaku.
“Aku sich sudah pernah memberikannya sinyal jika saya sedang ingin bercinta. Tapi ia keliatannya tidak sedang mood. Saya tidak ingin memaksakan siapa juga untuk bercinta denganku.”
“Oh.. Jika Boy sich tak perlu diminta, ingin dengan Cie Yeni..” godaku asal saja. Toh kami telah akrab serta ini memang waktu yang pas untuk ke arah sana.
“Boy, kamu itu cakep. Waktu ingin dengan orang seumuran saya? Suamiku saja tidak tertarik denganku..”
Cie Yeni serius? Saya tidak menduga lho Cie Yeni dapat bicara semacam ini. Cie Yeni masih terbilang muda. 35 tahun. Seksi serta modis. Kok bisa-bisanya rendah diri ya? Walau sebenarnya Cie Yeni kelihatan benar-benar mandiri di mataku..” saya tidak dapat sembunyikan keterkejutanku. Bagaimana dapat, satu SMS salah target, dalam sekejap dapat menjadi percakapan seks yang benar-benar terus-terang semacam ini.
“Kamu nganggur kan? Hadir ke rumahku saat ini ya? Suamiku tidak berada di rumah kok. Ia masih di kantor.”
Telephone ditutup. Darahku berhembus. Apakah benar ini? Seperti mimpi. Cepat sekali. Serta saya belum pernah punya mimpi awalnya untuk memperoleh Tante Yeni. Sampai kini saya benar-benar menghormatinya jadi clientku. Jadi orangtua dari murid privatku.
Bergegas saya ambil kunci mobil serta pergi ke rumah Tante Yeni. Di selama jalan saya masih tidak mengerti. Benarkah kelak saya akan bercinta dengan Tante Yeni? Rasa-rasanya tidak mungkin. Ada Cynthia serta Mbak Ning di tempat tinggalnya. Belum juga jika nyatanya Edy serta Johan juga pulang dijemput sopirnya.
Sampai di dalam rumah Tante Yeni, nyatanya tempat tinggalnya sedang sepi. Cynthia sedang tidur serta cuma Mbak Ning yang sedang enjoy melihat tv.
“Di nantikan Ibu di ruangan computer, Kak.” Kata Mbak Ning. Ia memanggilku ‘kakak’ sebab usiaku masih lebih tua darinya.
“Oh iya.. Terima kasih, Ning. Ada masalah dikit dengan programnya nih.” Kataku memberi fakta kalau-kalau Mbak Ning bertanya-tanya ada apakah saya hadir.
Saya masuk ke ruangan computer yang di dalamnya ada juga piano serta almari berisi buku-buku koleksi Tante Yeni.
“Tutup saja pintunya, Boy.” Kata Tante Yeni.
Mendadak jantungku berdebar benar-benar keras. Entahlah kenapa, berlainan dengan hadapi Lucy, Ria serta Ita, saya merasakan aneh berdiri di muka seseorang wanita mungil yang usianya di atasku. Sesudah saya tutup pintu, belum saya duduk, Tante Yeni telah mengambil langkah menghampiriku. Ia memelukku. Tingginya hanya sebahuku. Harum tubuhnya selekasnya membuatku berhembus. Pelukannya benar-benar lembut. Kepalanya disandarkan ke dadaku.
Saya tidak tahu harus melakukan perbuatan apa. Ini ialah pengalaman pertamaku dengan wanita yang usianya di atasku. Saya takut salah. Apa saya harus diam diri saja? Memeluknya? Menciumnya? Atau langsung mengajaknya bercinta? Pikiranku sama-sama memberikan inspirasi. Banyak inspirasi banyak muncul di otakku. Sesaat lamanya saya bingung. Pusing tidak paham harus melakukan perbuatan apa. Pada akhirnya saya pilih tenang. Saya ingin tahu apa yang Tante Yeni kehendaki. Saya akan mengikutinya. Kesempatan ini saya main safe saja. No risk taking this time.
“Cie Yeni ialah permasalahan?” bisikku. Kurasakan pelukan Tante Yeni makin erat. Ia tidak menjawab. Saya diam. Betul-betul kondisi baru. Pengalaman baru. Kurasakan penisku tidak bergerak. Rupanya pelukan Tante Yeni tidak menghidupkan gairahku.
“Aku hanya ingin memelukmu. Telah lama saya tidak merasakan senyaman ini di pelukan seseorang lelaki. Kamu tidak keberatan kan saya memelukmu?” pada akhirnya Tante Yeni bicara.
“Tentu saja saya tidak keberatan, Cie. Peluk saja sepuas Cie Yeni. Apa pun yang Cie Yeni kehendaki dariku, jika saya dapat, saya akan mengerjakannya.” Kurasakan tangannya mencubitku.
“Sok romantis kamu, Boy. Saya bukan gadis remaja yang dapat melayang-layang dengar beberapa kata rayuanmu.. Wuih, apa pun yang kau kehendaki dariku.. Saya akan mengerjakannya.. Hahaha.. Tidak perlu gunakan begituan. Saya sangatlah suka jika kamu ingin kupeluk ini..”
Benar kata Cie Yeni. Hari itu saya belajar hadapi wanita dewasa. Belajar apa yang mereka perlukan. Buat Tante Yeni, beberapa kata manis tidak dibutuhkan. Tetapi tentunya, saya tidak seratus % yakin. Bagiku, tidak ada wanita di dunia ini yang dapat menampik pujian dengan ikhlas. Perasaan wanita benar-benar sensitif. Wanita punyai sense untuk mengolah tiap beberapa kata pria. Apa rayuan, apa pujian yang ikhlas, atau cuma bunga bahasa untuk arah tersendiri. Serta saya pilih untuk memujinya dengan setulus hatiku.
Cie Yeni, saya mujur dapat dipeluk wanita sepertimu. Siapa kira SMS salah kirim dapat berhadiah pelukan?” candaku. Memang benar saya merasakan mujur. Ini bukanlah bunga bahasa, bukan rayuan. Serta saya meyakini perasaan Cie Yeni akan tangkap ketulusanku.
“Yah.. Saya simpati denganmu yang dapat berkawan akrab dengan anak-anakku. Kamu pun tidak merendahkan si Ning. Kulihat memang patut kau memperoleh pelukanku, Boy..” bisik tante Yeni . Kesempatan ini mukanya mendongak menatapku. Ada senyum tipis hiasi bibirnya. Ugh.. Saya jadi ingin menciumnya.
Di satu bagian saya tahu jika saya salah. Tante Yeni telah berkeluarga serta keluarganya serasi. Tetapi disamping yang lain, jadi cowok normal saya nikmati pelukan itu. Serta saya ingin lebih dari sebatas pelukan. Saya ingin menciumnya, melepas bajunya, serta memberikannya sejuta kesenangan. Ditambah lagi Tante Yeni telah 2 bulan lebih tidak memperoleh nafkah batin. Tentu ia benar-benar haus saat ini. Saya mulai mempertimbangkan kondisi. Kami dalam ruangan tertutup yang meskipun tidak terkunci, cukup aman untuk sesaat. Mbak Ning mustahil masuk tanpa ada permisi. Hanya satu peluang masalah ialah Cynthia.
Perlahan-lahan saya membulatkan tekad sentuh muka Tante Yeni. Dengan dua buah jariku, saya membelai mukanya lembut. Mataku menatapnya penuh makna. Kulihat Tante Yeni resah, tapi dia nikmati sentuhanku di mukanya. Saya menggerakkan wajahku menunduk cari bibirnya. Sesaat kami berciuman. Bibirnya benar-benar penuh. Benar-benar hangat. Baru beberapa menit, ciuman kami lepas. Tante Yeni menumpukan kepalanya ke dadaku.

Saya salah, Boy. Saya mulai menyayangimu..” bisiknya hampir tidak kudengar.
Saya yang telah rasakan ciumannya tiba-tiba ingin lebih . Basic cowok!, rutukku dalam hati. Ditambah lagi saya sedang horny. Saya coba mengusung mukanya . Sedikit ada penampikan, tetapi mukanya menatapku kembali. Saya tidak berani menciumnya. Serta Tante Yeni menciumku, mengisap bibirku, masukkan lidahnya, menggigit kecil bibirku. Serta pada akhirnya kami bercumbu dengan keinginan membara. Kami saling kehausan.. Agh.. Saya tidak perduli . Wanita yang kuhormati ini sedang kupeluk serta kucumbu. Ia membutuhkanku serta saya membutuhkannya. Lainnya dipikir kelak saja. Nikmati saja dahulu, pikirku cepat.
Saya selekasnya menggendongnya serta membantunya duduk di atas meja. Dengan ini saya semakin lebih bebas mencumbunya. Bibir kami sama-sama melumat. Bergerak gesit sama-sama berlomba-lomba memberikan kesenangan tanpa tara. Tanganku mulai bergerak mengarah payudaranya. Saya meraba payudaranya di luar. Memberikan remasan mudah serta pergerakan memutar yang membuat Tante Yeni menggelinjang. Perlahan-lahan saya menyusupkan tanganku ke balik bajunya. Kurasakan tanganku ketahan. Tante Yeni menampik. Rupanya ia cuma ingin bercumbu denganku.
Basic cowok, saya mana tahan? Telah kepalang tanggung. Saya nekat masih masukkan tanganku serta secara cepat saya sukses melepas kait bra-nya. Payudaranya berasa utuh di tanganku, masih kencang, masih sensitif dengan rangsangan. Faktanya Tante Yeni bergetar hebat waktu saya meremas payudaranya.
“Gila kamu, Boy. Saya tidak membutuhkan ini semua.. Cukup peluk saya!” tegur Tante Yeni.
Saya tahu pikirannya memang menampik, tetapi tubuhnya tidak. Saya masih merangsang payudaranya. Pergerakan menampik tante Yeni melemah. Serta pada akhirnya cuma desahan nafasnya yang mengincar yang mengisyaratkan birahinya sudah bangun. Dengan mulutku saya buka kancing-kancing kemejanya. Cukup susah, sebab ini baru pertama-tama kulakukan. Tetapi sukses juga. Tante Yeni ketawa lihat ulahku.
Sekarang saya bebas mencumbu payudaranya. Kujilat serta kuhisap puting susunya. Tante Yeni melenguh panjang. Ke-2 tangannya menerkam kepalaku. Mukanya mencium rambutku. Kadang-kadang ia menggigit telingaku, sesaat kepalaku, lidahku, bergerak bebas merangsang payudaranya. Ugh, demikian enak serta nikmat. Payudaranya tidaklah terlalu besar tetapi seksi sekali. Warnanya coklat kekuningan dengan puting yang lumayan besar.
Saya bermain lumayan lama di putingnya. Menggigit mudah, menyapukan lidahku, menghisapnya lembut sampai cukup keras. Terkadang hidungku kumainkan di putingnya. Nafas Tante Yeni makin mengincar. Tentunya untuk permasalahan nafas, saya lebih kuat darinya sebab saya rajin olahraga memelihara stamina.

Tidak lama tanganku menyelinap ke balik roknya untuk cari vaginanya serta membelainya di luar. Kurasakan celana dalamnya sudah basah. Tante Yeni rapatkan kakinya. Itu ialah penampikan yang ke-2. Kepalanya menggeleng saat kutatap matanya. Saya terus memandang matanya serta kembalimencumbunya. Saya tidak memaksanya. Tapi saya punyai langkah lain. Saya akan membuat makin terangsang serta makin inginkan persetubuhan. Perlahan-lahan cumbuanku turun ke lehernya.
“Ergh,” kudengar lenguhannya. Wah, lehernya peka nih, pikirku. Dengan intens saya mencumbunya di leher. Bergerak ke tengkuk sampai membuat makin erat memelukku serta mencumbu telinganya.
“Boy..” rintihnya. Telinganya peka.
Saya bersorak. Makin banyak titik tubuhnya yang peka, makin bagus. Lalu tanganku meraba punggungnya. Membuat pergerakan berputar serta seakan tuliskan suatu di punggungnya. Tante Yeni makin bergairah.
“Ka.. mu.. Na.. kal. Kamu pin.. Pandai sekali membuatku.. Bergairah..” jawabnya terputus-putus. Nafasnya makin mengincar.
“Cie Yeni cantik sekali. Saya benar-benar menginginkanmu, Cie.. Saya ingin membuat kamu rasakan kesenangan paling tinggi bersamaku..” bisikku sekalian terus mencium telinganya.
“Aku menginginkanmu Boy.. Tetapi saya takut..” jawab tante Yeni.
Ya, saya harus membuat merasakan aman. Dengan pergerakan cepat saya melepas pelukanku, mengganjal pintu dengan bangku serta kembali mencumbunya. Waktu itu di pikiranku hanya satu. Menutup pintu malah tidak baik. Mengganjal pintu tambah lebih baik. Kulihat Tante Yeni memberi respon ciumanku lebih kuat. Tanganku kembali coba merangsang vaginanya. Kesempatan ini kakinya cukup terbuka. Saya sukses masukkan jariku serta sentuh vaginanya.
“Aahh..” Tante Yeni makin terangsang. Kakinya terbuka makin lebar. Sekarang saya benar-benar bebas merangsang vaginanya. Jariku masuk temukan klitoris serta membuat semakin hebat dirundung badai birahi.
Entahlah, saya benar-benar tenang dalam mengerjakannya. Makin intens saya merangsang beberapa titik lemah tubuhnya, saya makin tenang. Saya seperti pakar yang benar-benar pakar lakukan pekerjaannya. Wah, rupanya saya berpotensi dalam menyenangkan wanita, pikirku sampai tersenyum sendiri.
Tante Yeni makin dirundung birahi. Tangannya sekarang tidak malu-malu melepas kancing celanaku serta cari penisku. Sesudah menemukannya dibalik celana dalamku, ia meremas serta mengocoknya. Saya makin terbakar. Kami saling terbakar hebat. Perlahan-lahan saya melepas turun celana dalamnya. Tak perlu dilepaskan. Saya memandang matanya minta persetujuannya. Mata Tante Yeni nanar. Ia benar-benar kehausan serta telah pasrah terima apapun perbuatanku.
Perlahan-lahan penisku tembus liang vaginanya tanpa ada kondom. Saya rasakan kesenangan yang hebat. Betul-betul tambah lebih nikmat dibanding dengan menggunakan kondom. Saya berani tanpa ada kondom sebab saya meyakini dengan kesehatan Tante Yeni.
Saya mulai lakukan tugasku. Menggerakkan masuk, menarik keluar, memutar, memompa kembali serta kami bercinta dengan hebat. Suara penisku yang mengocok vaginanya terdengar ciri khas. Saya mengerahkan seluruh kekuatanku untuk menaklukkannya. Tapi betul-betul tanpa ada kondom membuatku penisku lebih peka sampai belum berlama-lama, saya telah rasakan di ujung orgasme.
Selekasnya kuhentikan aksiku. Kucabut penisku serta saya menentramkan diri. Kami berciuman. Saya tidak ingin birahi Tante Yeni surut. Sesudah cukup tenang saya kembali masukkan penisku. Kesempatan ini saya tidak menggebu dalam memompa penisku. Saya pilih menikmatinya perlahan. Tiap sodokan saya kerjakan dengan seluruh hati sampai membuahkan desahan serta rintihan nikmat Tante Yeni yang telah dua bulan tidak rasakan enaknya bercinta.
Gelombang badai birahi kembali menempa. Keringat kami bercucuran, cukup untuk membakar lemak. Kami sedang olahraga, olahraga paling nikmat sedunia. Making love. Bercinta benar-benar baik untuk badan. Bukan sekedar badan, tapi pemikiran jadi fresh. Dengan teoretis, ada seperti zat penenang yang dibuat badan waktu kita bersenggama, serta zat itu membuat kita benar-benar nyaman.
Saya bingung dengan diriku yang nyatanya cukup kuat bercinta tanpa ada kondom. Penisku berasa cukup panas. Saya belajar meredam nafas serta kadang-kadang waktu kurasakan saya akan sampai pucuk, saya hentikan kocokanku. Cukup susah memang meredam orgasme. Saya berupaya seperti meredam kencing. Serta usahaku sukses. Paling tidak saya dapat bercinta lumayan lama menyeimbangi Tante Yeni yang perlahan-lahan tetapi tentu makin ke arah pucuk. Muka tante Yeni makin kemerahan. Mukanya yang mungil terlihat benar-benar cantik saat sedang dirundung birahi.
Cie Yeni cantik sekali.. Hebat saat bercinta..” bisikku. Lidahku kembali mencumbui payudaranya yang makin penuh dengan keringat.
“Arg.., kamu juga. . Enak sekali, Boy..” ceracaunya.
Tante Yeni bolak-balik pejamkan mata, buka mata serta menggigit bibirnya. Nafasnya benar-benar tidak teratur. Ngos-ngosan serta rambutnya makin berantakan terserang keringat. Wah, panorama yang seksi sekali waktu seseorang wanita bercinta.
Sebetulnya saya ingin merubah tempat . Saya ingin lebih lama bercinta. Tapi saya cukup cemas juga. Telah lumayan lama kami di ruang ini. Saya cemas Mbak Ning kelak mendadak melihat atau mengambil dengar. Saya cemas sebab Mbak Ning cukup punyai kecerdasan untuk berpikir yang tidak-tidak.
Dari bahasa badan Tante Yeni, saya meyakini orgasmenya telah makin dekat. Pergerakan tubuhnya makin cepat. Cengkaman tangannya di punggungku kurasa sudah melukai punggungku. Kadang giginya bergemeretak meredam nikmat. Ia terlihat sekali berupaya tidak untuk menjerit.
“Agh.. Arrhhk.. Saya telah ham.. pir..” rintihnya.
Tanganku mendapatkan bra Tante Yeni serta menempatkannya di mulutnya agar ia dapat menggigit bra itu. Dibanding menjerit, lebih baik menggigit bra sekuatnya. Penisku makin santer menghunjam vaginanya. Sodokanku makin kuat serta temponya kupercepat. Saya belajar untuk saling sampai orgasme dengan Tante Yeni meskipun menurutku benar-benar susah untuk dapat orgasme bertepatan. Paling tidak, saya merencanakan biarkan orgasme lebih dulu, baru saya mengejar.
Arghh.. Ya.. Terus.. Yah.. Sedikit ..” erang Tante Yeni cukup tidak jelas sebab sekalian menggigit bra.
Saya mempertahankan semangat serta jaga penisku supaya masih kuat berperang. Kurasakan penisku makin panas. Saya juga dekati pucuk. Saluran sperma dari bawah telah menjalar naik siap menyembur. Pergerakan Tante Yeni makin menyentak-nyentak. Untung meja di ruang itu ialah meja kayu yang kosong. Jika kalau ada buku atau ballpoint sudah pasti amburadul terlempar.
Sesaat selanjutnya saya rasakan badan Tante Yeni bergetar hebat. Menghentak-hentak serta tangannya menerkam sangat-sangat-sangat-kuat. Ia memelukku benar-benar erat. Dari mulutnya keluar seperti raungan yang ketahan.. Kalau ini di kamar hotel, tentu ia telah menjerit sepuasnya.
“Aargghh.. Sstt..”
Saya rasakan ada cairan hangat meleleh keluar. Tidak sebegitu banyak tapi membuat penisku makin panas. Tante Yeni orgasme sesaat saya juga makin dekat. Berikut waktunya. Saya percepat kocokanku. Cepat.. Serta saya mencabut penisku.
Crot..!! Srr.. R.. Srr.. Srr.. Spermaku berhamburan muncrat di perut serta dada Tante Yeni. Ah.., sangat nikmat sampai pucuk. Perjuanganku tidak percuma. Saya yang sampai kini teratur berlatih meredam kencing, melatih otot-otot perut serta penisku, sukses mengantar Tante Yeni meraih orgasmenya. Dibanding saat making love dengan Ria serta Ita, kesempatan ini lebih mendebarkan serta melawan. I did it.
Tante Yeni selekasnya cari tissue serta bersihkan ceceran spermaku. Kurang dari semenit selanjutnya ia telah menggunakan bra serta kemejanya kembali. Celana dalam serta roknya tinggal membereskan saja. Saya juga tinggal membereskan celanaku.
Sesaat kami berpandangan. Ada rona senang di muka Tante Yeni. Ia tersenyum manis. Saat ini ia bukan sebatas clientku. Bukan sebatas orangtua muridku. Saat ini ia ialah mitra sex-ku. Ada rasa aneh menyebar di tubuhku. Saya mendadak merasakan demikian menghargai wanita di hadapanku ini. Cahaya matanya yang tegas, pembawaannya yang mandiri, di gabung dengan senyum serta kelembutannya, benar-benar memesona. Saya benar-benar bangga dapat memberikannya kesenangan.
Maaf Cie.. Telah mengambil langkah jauh sekali..” kataku.
“Ya! Kamu tidak sopan sekali, barusan!” tuturnya bergurau tapi dalam suara cukup tegas.
Kami juga ketawa bersamanya. Saya memeluknya. Mencium dahinya. Membereskan rambutnya yang cukup basah terserang keringat. AC di ruang itu benar-benar menolong badan kami cepat kering.
“Habis Cie Yeni, sudah mengetahui saya horny justru diundang kesini..” kataku bela diri.
“Terus jelas saya ingin, Boy. Demikian tahu kamu nyatanya telah pengalaman, saya jadi tertarik denganmu. Tetapi memang barusan saya benar-benar takut mengambil langkah. Untung kamunya nekat.. Saya jadi terpuaskan, deh. Makacih ya..”
Ya ampun.. Bisa-bisanya Tante Yeni bicara manja semacam ini. Saya sampai merasakan bagaimana.. begitu. Aneh. Wanita memang makhluk paling aneh sedunia. Dibalik penampilannya yang keras serta tegar, toh ia masih wanita juga.  Bagian lembutnya masih ada.
“Ya.. Saya suka juga sekali dapat memberi kepuasan Cie Yeni. Saya belajar banyak lho. Kelihatannya barusan Cie Yeni kurang senang dengan permainan tanganku di vagina ya?”
“Bukan demikian. Saya tidak paham apa tanganmu bersih ataukah tidak. Tetapi lama kelamaan sebab enak, ya telah.. dilanjutkan saja..”
“Oh jangan cemas.. Saya tetap sedia handy desinfectant kok. Agar tanganku bebas kuman.” Kataku menenangkannya. Saya barusan memang gunakan handy desinfectant, tetapi kan tetap saya pegang setir mobil. Haha.. Yang ini tidak saya katakan. (Jika Cie Yeni baca narasi ini, maafin ya..)
“Yah baguslah. Saya suka juga sebab kamu tetap kelihatan bersih serta harum..” tante Yeni mencium bibirku . Kami kembali berpagutan. Lidahku kembali menerobos mulutnya. Mendesak lidahnya, sama-sama bergulat. Kami terus berciuman sekalian berangkulan.
Banyak pria lupakan fakta jika ada jalinan yang perlu dibina sesudah kita terkait seks. Sesudah berlangsung orgasme, wanita masih memerlukan sentuhan, pelukan serta ciuman. Wanita benar-benar bernilai. Jangan pernah kita beberapa pria, demikian memperoleh orgasme, langsung usai demikian saja. Harus Ada after orgasm service. Ini salah satu kunci yang saya pegang untuk bikin wanita merasakan nyaman bersamaku. Kami berangkulan serta dengan jelas saya dengar suara Tante Yeni..

Baca Juga : 

Cerita Dewasa Tante & Ayu Pemuas Nafsuku

“Aku menyayangimu, Boy. Terima kasih buat semua. Saya merasakan dihargai serta diperlukan olehmu..” beberapa kata ini tidak pernah saya lupakan. Jika Cie Yeni membaca narasi ini, Cie Yeni tentu ingat jika beberapa katanya persis sama dengan yang kutulis. (Terkecuali namaku, yaa.. Hehe).
Sebenarnya saya harus bertanya makna seks buat Tante Yeni. Tetapi saya menundanya. Saya fikir saya dapat menanyakannya lain waktu. Entahlah kenapa saya tidak menanyakan.
Lalu kami keluar dari ruang itu. Saya tidak lihat Mbak Ning. Menyengaja saya ke kamar mandi dan saya melihat ke kamar Mbak Ning dari kaca nako kamarnya. Astaga, ia sedang bertukar pakaian.
“Hayo.. Ngintip! Basic cowok!” hardik Mbak Ning. Saya kaget tetapi ketawa.
“Maaf-maaf, kupikir dimana barusan kok tidak ada.. Saya pulang dahulu ya..”
“Ya.. Ya.. Membuka sendiri pagarnya yaa


BACA JUGA CERITA SEX DEWASA 
Hubungi Contact Kam Di :
Link Alternatif : https://jeruk88.com
Referral Link : Daftar Sini
WhatsApp +6281358840484
Email : indo@88csn.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar